Sukses

Jelang Idul Fitri, 41 Napi di Mesir Akan Dibebaskan dari Hukuman

Sebagian anggota keluarga dan para aktivis politik telah mengonfirmasi bahwa beberapa napi terkemuka dibebaskan, Minggu (24/4).

Liputan6.com, Kairo - Partai politik dan media yang dikelola pemerintah Mesir, Minggu (24/4), mengatakan pemerintahnya telah membebaskan lebih dari 35 tahanan, seminggu sebelum berakhirnya bulan Ramadhan, yang biasanya merupakan waktu pemberian amnesti.

Sebagian anggota keluarga dan para aktivis politik telah mengonfirmasi bahwa beberapa napi terkemuka dibebaskan, Minggu (24/4).

Partai Reformasi dan Pembangunan mengatakan mereka yang dibebaskan merupakan tahanan politik dalam penahanan pra-sidang. Harian berbahasa Inggris yang dikelola pemerintah, Al-Ahram, mengatakan sebanyak 41 narapidana dibebaskan. Badan HAM pemerintah mengatakan terdapat beberapa individu dalam penahanan pra-sidang yang telah dibebaskan, tapi tidak merincikannya.

Perkembangan itu terjadi seminggu sebelum berakhirnya bulan Ramadhan. Periode ini biasanya ditandai dengan pemberian pengampunan kepada sebagian tahanan, tapi jumlah yang dibebaskan kali ini merupakan yang terbanyak dalam beberapa tahun belakangan, demikian dikutip dari laman VOA Indonesia, Senin (25/4/2022).

Namun, ribuan tahanan politik diperkirakan akan tetap berada di dalam penjara Mesir, bahkan banyak yang tidak melalui proses pengadilan. 

Tradisi di Mesir

Bicara tradisi saat Ramadhan di Mesir, lekat kaitannya dengan makanan pencuci mulut. 

Kebanyakan umat Islam menikmati hidangan manis pencuci mulut pada saat berbuka puasa. Tidak ketinggalan, warga Mesir juga ikut menikmati suguhan manis tradisional mereka di bulan suci Ramadhan.Warga setempat di Kairo pergi ke toko-toko untuk membeli hidangan pencuci mulut tradisional mereka di bulan Ramadhan.

Kunafa, qatayef dan baklava selalu populer dalam bulan puasa dan ikut disuguhkan dalam hidangan berbuka puasa di kebanyakan rumah warga Mesir.

Kunafa dan qatayef merupakan dua hidangan pencuci mulut yang paling digemari, yang terbuat dari campuran terigu, air dan susu bubuk.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Suguhan Manis

Amani Bekhet, warga Kairo juga ikut membeli suguhan manis tersebut. Baginya, suasana Ramadan itu sangat indah.

"Setiap tahun Anda dalam keadaan baik dan Anda bermurah hati saat Ramadan. Kami membeli qatayef seperti halnya Anda dan suasana Ramadan itu indah. Mesir adalah sebuah mahakarya dan semoga Tuhan membuat kita mengasihi satu sama lain," tuturnya.

Om Yasmin, seorang pemilik toko Kunafa Qatayef, mengatakan ada permintaan yang besar untuk suguhan manis tradisional tersebut saat bulan Ramadan.

"Baladi kunafa hanya tersedia sekali dalam tahun. Ada permintaan yang besar untuk baladi kunafa dan Anda lihat, banyak orang yang membelinya karena mereka tidak menyantapnya kecuali pada saat Ramadan, yaitu qatayef, baladi dan kunafa," katanya.

3 dari 4 halaman

Makanan dan Minuman Manis Jadi Pilihan Favorit Buka Puasa, Apa Kata Dokter Gizi?

Masyarakat Indonesia punya banyak variasi menu buka puasa sebagai takjil. Mulai dari kurma, kolak pisang, gorengan, hingga aneka minuman dingin. Makanan atau minuman manis umumnya juga menjadi jenis yang dicari oleh masyarakat.

Anjuran untuk berbuka puasa dengan yang manis sudah menempel di masyarakat. Penjual takjil saat Ramadan pun beramai-ramai menjual jajanannya dengan aneka macam makanan. Mengapa makanan manis jadi pilihan favorit berbuka puasa?

Dokter Spesialis Gizi Klinik, Johanes Chandrawinata menyatakan asupan makanan manis ketika berbuka puasa itu berfungsi mengembalikan gula darah yang sempat turun selama berpuasa. Selain kadar gula darah yang turun, tubuh juga kehilangan cairan saat melaksanakan puasa. Sehingga makan makanan manis sangat dianjurkan.

Makanan manis yang cukup baik dimaksud Johanes yaitu yang dapat memberikan manfaat tambahan untuk tubuh. Contohnya kurma yang banyak mengandung gula alami. Kandungan gula di dalam kurma tidak terlalu cepat menaikan gula di dalam darah atau naik secara perlahan. Kurma juga dinilai mengandung serat pangan yang dapat membantu dalam proses buang air besar (BAB).

Kemudian kurma juga mengandung antioksidan yang membantu menurunkan peradangan serta dapat membuat seseorang awet muda. Asupan kurma lanjut dia juga dinilai lebih bagus daripada kita minum teh manis.

"Idealnya kurma 3 sampai 5 butir. Tergantung besarnya ya. Nah, jadi kurma itu sehat karena dia mengandung gula, kemudian juga mengandung serat dan antioksidan," kata Johanes kepada Liputan6.com.

Kendati begitu tak semua masyarakat mengkonsumsi kurma ketika berbuka puasa. Biasanya ada yang memilih kolak ataupun sop buah. Johannes menyebut sop buah masih dinilai cukup bagus untuk berbuka puasa.

Kendati begitu penggunaan susu kental manis dan gula harus dibatasi. Sebab, buah-buahan yang digunakan dalam sop tersebut sudah memiliki rasa yang cukup manis.

4 dari 4 halaman

Penjelasan Ilmiah Stres yang Picu Keinginan Makanan Manis

Tanpa disadari keinginan untuk mengonsumsi makanan manis terjadi ketika stres tengah melanda. Ya, nggak sedikit orang melakukannya karena mereka merasa cemas, sedih, tertekan, atau perasaan lain yang berkaitan dengan stres.

Nah, semua hal di atas terjadi bukan tanpa alasan. Ada penjelasan ilmiahnya lho. Secara ilmiah, stres terjadi karena hipoccampus yang terdapat di otak melepaskan hormon kortisol.

Pelepasan kortisol ini dapat meningkatkan denyut jantung, tekanan darah, gula darah, pernapasan hingga fungsi otot. Sebenarnya mekanisme tersebut secara alami, bermanfaat untuk meningkatkan kesigapan diri kala menghadapi situasi penuh tekanan.

Hanya saja, ketika jumlah kortisol terlalu tinggi, maka dapat menyebabkan stres, rasa cemas, hingga gejala Depresi. Berdasarkan penelitian yang diterbitkan Harvard University pada 2015 mengungkapkan bahwa makanan manis atau gula dapat menurunkan jumlah kortisol dan aktivitas hipoccampus. Hal ini membuat respon otak dalam menanggapi stres juga ikut membaik.

Hanya saja, para peneliti sepakat perlu melakukan lebih lanjut, karena asupan gula bukan satu-satunya faktor yang bisa memengaruhi kinerja hipoccampus maupun menurunkan stres secara langsung.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.