Sukses

Surga Berhias di Bulan Ramadhan, Sungguh Anugerah Allah SWT bagi Orang yang Berpuasa

Seandainya mereka mengetahui keistimewaan bulan Ramadhan, sudah tentu akan berharap selama satu tahun berupa bulan Ramadhan.

Liputan6.com, Jakarta Bulan Ramadhan adalah sebaik-baiknya bulan yang Allah berikan kepada umat manusia. Pada bulan ini, Allah memberikan banyak anugerah pada orang beriman yang puasa, melebihi bulan yang lain. Allah mengagungkan semua hari yang ada di dalamnya, melebihi hari-hari lain di luar Ramadhan.

Saat ini untuk kesekian kalinya, umat muslim diberi kesempatan oleh Allah subhanahu wa ta’ala untuk merasakan nikmatnya puasa.

Bulan Ramadhan merupakan bulan yang sangat istimewa bagi mereka yang mengetahui keutamaan dan anugerah di dalamnya. Hal ini sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, dikutip NU:

لَوْ يَعْلَمُ الْعِبَادُ مَا فِي رَمَضَانَ لَتَمَنَّتْ أُمَّتِي أَنْ تَكُونَ السَّنَةُ كُلُّهَا رَمَضَانَ

Artinya, “Seandainya hamba-hamba (Allah) tahu perihal apa yang ada di dalam bulan Ramadhan, maka umatku sudah pasti akan berharap satu tahun penuh adalah bulan Ramadhan semua” (HR Abdullah bin Mas’ud).

Dalam hadits di atas, Rasulullah hendak menyampaikan kepada semua umat Islam, betapa agung dan mulianya bulan Ramadhan. Bahkan, seandainya mereka mengetahui keistimewaan bulan Ramadhan, sudah tentu akan berharap selama satu tahun berupa bulan Ramadhan. Mendengar sabda Rasulullah tersebut, ada salah satu sahabat dari suku Khaza’ah yang bertanya perihal apa saja yang ada pada bulan tersebut?

Kemudian beliau menjelaskan,

إِنَّ الْجَنَّةَ لَتُزَيَّنُ لِرَمَضَانَ مِنْ رَأْسِ الْحَوْلِ إِلَى الْحَوْلِ، حَتَّى إِذَا كَانَ أَوَّلُ يَوْمِ رَمَضَانَ هَبَّتْ رِيحٌ مِنْ تَحْتِ الْعَرْشِ، فَصَفَقَتْ وَرَقَ الْجَنَّةِ، فَيَنْظُرُ الْحُورُ الْعِينُ إِلَى ذَلِكَ فَيَقُلْنَ: يَا رَبُّ اجْعَلْ لَنَا مِنْ عِبَادِكَ فِي هَذَا الشَّهْرِ أَزْوَاجًا

Artinya, “Sesungguh, surga berhias untuk bulan Ramadhan, sejak awal tahun hingga tahun berikutnya. Jika tiba awal hari Ramadhan, berembuslah angin dari bawah Arsy, dan menggerak-gerakkan dedaunan surga. Melihat semua itu, bidadari berkata: ‘Wahai Tuhan, jadikanlah dari hamba-hamba-Mu pada bulan ini sebagai suami yang menyenangkan kami dan kami pun menyenangkan mereka.’"

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

70 perhiasan

 

Tidak hanya itu, dalam hadits lain Rasulullah juga menjelaskan perihal sifat-sifat bidadari tersebut. Imam as-Suyuthi dalam kitab Jam’u al-Jawami’ mengutip hadits tersebut bahwa tidak seorang hamba berpuasa Ramadhan, kecuali akan dinikahkan dengan bidadari surga dalam tenda mutiara yang megah, sebagaimana disifati Allah ‘azza wa jalla dalam firman-Nya,

حُورٌ مَقْصُورَاتٌ فِي الْخِيَامِ

Artinya, “Bidadari-bidadari yang dipelihara di dalam kemah-kemah” (QS Ar-Rahman: 72).

Rasulullah juga menjelaskan bagian-bagian yang akan didapatkan oleh orang-orang yang berpuasa pada bulan Ramadhan, sebagaimana disebutkan oleh Imam as-Suyuthi dalam kitab Jam’ul Jawami’, bahwa setiap orang akan mempunyai tujuh puluh perhiasan yang berbeda satu sama lain, diberi tujuh puluh wewangian yang berbeda satu sama lain.

Tidak hanya itu, setiap dari mereka mempunyai 70 tempat tidur. Setiap tempat tidur mempunyai 70 kasur dari sutera tipis, sedangkan bagian atasnya dari sutera tebal, dan di atas 70 kasur itu terdapat singgasana.

Setiap orang dari mereka yang berpuasa pada bulan Ramadhan mempunyai 70 puluh ribu pelayan wanita dan pria. Setiap dari mereka membawa tatahan emas dengan berbagai makanan. Ia akan mendapatkan kenyaman dan kelezatan suapan berikutnya yang tidak ia dapatkan pada suapan sebelumnya.

Tidak hanya itu, istri orang yang berpuasa di bulan Ramadhan juga akan diberi seperti itu juga. Di atasnya terdapat dua gelang emas yang dijalin dengan yakut merah.

Setelah Rasulullah menceritakan semua itu kepada para sahabat, kemudian ia menutup ceritanya dengan mengatakan:

هَذَا بِكُلِّ يَوْمٍ صَامَ مِنْ رَمَضَانَ سِوَى مَا عَمِلَ مِنَ الْحَسَنَاتِ

Artinya, “(Semua anugerah dan pemberian) ini untuk setiap hari puasanya, pada bulan Ramadhan, selain amal kebaikan (pada bulan tersebut)” (HR Abdullah bin Mas’ud).

 

3 dari 4 halaman

Cara Meraih Kesempurnaan Puasa di Bulan Ramadhan

Sebagaimana dikutip NU, dijelaskan Syekh Muhyiddin Mistu dalam salah satu kitabnya, yang berjudul as-Shaumu Fiqhuhu wa Asraruhu (Puasa, Fiqih dan Rahasianya) halaman 110-113, cetakan Damaskus, Darul Qalam: 1979. Dalam kitab tersebut, terdapat salah satu bab dengan judul Kaifa Tashumu as-Shauma al-Kamila? (Bagaimana engkau berpuasa dengan sempurna?)

1. Mengakhirkan Sahur

Sahur dalam puasa Ramadhan merupakan salah satu pekerjaan yang sangat dianjurkan (sunnah muakkadah). Selain mengikuti jajak langkah Rasulullah, juga bisa menjadi salah satu alternatif agar kuat dalam menjalankan puasa selama satu hari.

Dalam sebuah hadits, Rasulullah bersabda: اِسْتَعِيْنُوْا بِطَعَامِ السَّحَرِ عَلَى صِيَامِ النَّهَارِ وَالْقَيْلُوْلَةِ عَلَى قِيَامِ اللَّيْلِ Artinya, “Minta tolonglah kalian semua dengan makan sahur untuk puasa di siang hari, dan dengan tidur qailulah (menjelang shalat Dzuhur) untuk bangun malam.” (HR Ibnu Majah).

Menurut Syekh Muhyiddin Mistu, karena sahur menjadi alternatif agar kuat dalam menjalankan puasa, maka mengakhirkan sahur hukumnya lebih baik (yang penting tidak sampai terbit fajar sadiq). Dengan demikian, ia akan lebih kuat dan sehat dalam menjalani aktivitas selama satu hari.

2. Menyegerakan Berbuka

Di antara kesunnahan puasa yang lain adalah menyegerakan buka puasa ketika matahari sudah benar-benar terbenam dan tidak menunda-nundanya.

Hal itu karena terdapat sebuah hadits, Rasulullah saw bersabda:

لَا يَزَالُ اَلنَّاسُ بِخَيْرٍ مَا عَجَّلُوا اَلْفِطْرَ

Artinya, “Orang-orang senantiasa dalam kebaikan, selama mereka masih menyegerakan berbuka.” (Muttafaq Alaih).

3. Istiqamah Shalat Tarawih

Di antara penyebab untuk bisa melakukan puasa dengan sempurna adalah menjalankan ibadah shalat tarawih dengan istiqamah. S

halat tarawih sendiri merupakan salah satu shalat sunnah yang hanya dilakukan pada bulan Ramadhan. Selain Ramadhan, shalat yang satu ini tidak dianjurkan. 

Selain itu, shalat ini memiliki faedah yang sangat banyak menurut Syekh Muhyiddin Mistu, di antaranya:

تُفِيْدُ هَضْمَ الطَّعَامِ وَتَنْشِيْطَ الْجِسْمِ وَمَغْفِرَةَ الذُّنُوْبِ

Artinya, “(Shalat tarawih) berfaedah menghancurkan makanan (dalam perut), membangkitkan semangat ibadah, dan ampunan dosa-dosa.”

4. Menjaga Lisan

Di antara hal-hal yang sangat penting untuk dihindari ketika berpuasa adalah menjaga lisan dari beragam ucapan-ucapan yang bisa menghilangkan pahala puasa, misalnya membicarakan orang lain, mengadu domba, berbohong, melihat dengan syahwat, dan sumpah palsu. Dalam sebuah hadits, Rasulullah bersabda:

مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ، فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِى أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ

Artinya, “Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta, dan (bahkan) melakukannya, maka Allah tidak butuh dari rasa lapar dan haus yang dia tahan.” (HR Abu Hurairah).

4 dari 4 halaman

5. Menahan Syahwat

Sebab-sebab penyempurna puasa di bulan Ramadhan yang lain adalah bisa menahan diri dari segala syahwat (hal-hal yang disenangi oleh nafsu).

Rasulullah bersabda, إِذَا صُمْتَ فَلْيَصُمْ سَمْعَكَ وَبَصَرَكَ وَلِسَانَكَ عَنِ الْكَذِبِ وَالْمَحَارِمِ وَدَعْ أَذَى الْخَادِمَ وَلْيَكُنْ عَلَيْكَ وِقَارٌ وَسَكِيْنَةٌ يَوْمَ صِيَامِكَ وَلَا تَجْعَلْ يَوْمَ فِطْرِكَ وَصَوْمِكَ سَوَاءً

Artinya, “Jika engkau berpuasa, maka berpuasalah (tahanlah) pendengaranmu, penglihatanmu, lisanmu, dari berbohong dan hal-hal yang diharamkan, dan tinggalkanlah menyakiti tetangga, dan bersikaplah penuh dengan wibawa dan ketenangan pada hari puasamu, dan janganlah kamu jadikan hari berbukamu dan hari puasamu sama.” (HR Jabir bin Abdullah).

6. Berbuka dengan Makanan Halal

Selain menghilangkan pahala puasa, berbuka dengan makanan haram bisa membuat seseorang akan merasa berat untuk melakukan suatu ibadah, sehingga akan dengan mudah meninggalkannya. Oleh karenanya, orang-orang yang malas beribadah pada bulan Ramadhan, perlu intropeksi kembali perihal makanan yang dimakan saat buka puasa.

7. Memperbanyak Membaca Al-Qur’an

Karena disebut bulan Al-Qur’an, maka sangat dianjurkan bagi semua umat Islam untuk memperbanyak membaca Al-Qur’an. Semua itu dilakukan tidak lain kecuali agar bisa meraih kesempurnaan puasa selama bulan Ramadhan.

8. Meningkatkan Ketakwaan

Poin ini merupakan representasi di balik adanya syariat puasa, sebagaimana yang diabadikan dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Artinya, “Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS Al-Baqarah [2]: 183).

Dengan kata lain, bulan Ramadhan seharusnya tidak saja diartikan sebagai bulan puasa, yang di dalamnya hanya fokus berpuasa dan melupakan ibadah-ibadah lainnya, tentu tidak demikian. Sebab, pada bulan ini Allah melipatgandakan semua amal ibadah dan amal kebajikan yang dilakukan oleh umat Islam. Oleh karenanya, sudah saatnya meningkatkan semua ibadah pada bulan yang mulia ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.