Sukses

Tradisi Unik Ramadhan, Tadarus dengan Alquran Raksasa di Banyuwangi

Di Banyuwangi, Jawa Timur ada sebuah tradisi menarik. Salah satunya membaca Alquran raksasa yang digelar setiap usai sholat tarawih di Masjid Agung Baiturrahman.

Liputan6.com, Jakarta Setiap Ramadhan, umat muslim bukan hanya dianjurkan puasa dan menjalani ibadah sholat. Mengaji atau tadarus juga tak boleh dilewatkan.

Namun di Banyuwangi, Jawa Timur ada sebuah tradisi menarik. Salah satunya membaca Alquran raksasa yang digelar setiap usai sholat tarawih di Masjid Agung Baiturrahman.

Alquran ini berukuran 2x1,5 meter dan berat mencapai 400 kilogram. Dan dibuat asli tulisan tangan manusia.

Alquran tersebut ditulis pada 2011 oleh Abdul Karim, guru SMA di Kecamatan Genteng. Semenjak ditulis, Alquran tersebut dibaca terus-menerus setiap bulan Ramadan dengan rata-rata hatam hingga tiga kali, bahkan lebih.

Sekretaris Yayasan Masjid Agung Baiturrahman (MAB) Banyuwangi, Iwan Aziz Siswanto, mengatakan, Alquran itu merupakan yang terbesar dari tiga Alquran hasil tulisan Abdul Karim pada 2011.

" Jadi Alquran Raksasa ini adalah yang terbesar dari tiga Alquran besar yang ditulis H Abdul Karim saat itu," kata Iwan Aziz, dikutip dari Merdeka.com.

 

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kertas khusus dari Jepang

Penulisan Alquran raksasa ini telah menghabiskan spidol sebanyak 32 kardus dengan tambahan 40 kardus tinta spidol. Bahkan untuk kertasnya, secara khusus didatangkan dari negeri Sakura, Jepang.

Mereka yang membaca ada tujuh orang yang dipilih secara khusus. Di antara tujuh orang, dua orang merupakan hafiz atau penghafal Alquran, sedangkan dua lagi khusus untuk membuka Alquran berukuran besar. Mereka akan membaca setiap pukul 20.00 WIB hingga 22.00 WIB.

 Karena ukurannya yang besar, maka untuk membacanya juga harus hati-hati, untuk membuka saja harus ada dua orang, dan kami pilih secara khusus dua orang untuk membukanya," ungkap Iwan Aziz.

Cara membacanya juga dengan berbagai cara, ada yang berdiri, ada juga yang sambil duduk di kursi. Sebab ukuran hurufnya yang besar perlu keahlian khusus untuk membacanya.

 

(Dream.co.id)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.