Sukses

30 Lebih Perusahaan China di Mesir Sumbang Keluarga Membutuhkan Rp 778 Juta Saat Ramadhan

Lebih dari 30 perusahaan China di Mesir telah berkesempatan untuk menyumbangkan 1 juta pound Mesir atau sekitar Rp 778 juta.

Liputan6.com, Kairo - Lebih dari 30 perusahaan China di Mesir telah berkesempatan untuk menyumbangkan 1 juta pound Mesir (1 pound Mesir = Rp 779) atau sekitar Rp 778 juta, melalui sebuah acara amal Ramadhan di Kairo guna membantu keluarga-keluarga setempat yang membutuhkan. Demikian seperti disampaikan pihak penyelenggara pada Sabtu 16 April 2022.

Mengutip Xinhua, Selasa (19/4/2022), acara yang digelar tahun ini tersebut menjadi yang kedelapan kalinya dilaksanakan sejak pertama kali diluncurkan oleh Kamar Dagang China di Mesir pada 2015 lalu. Selama bertahun-tahun, sumbangan berupa lebih dari 10.000 kotak hadiah Ramadhan telah memberikan manfaat bagi lebih dari 40.000 keluarga miskin, menurut jaringan bisnis China itu.

Duta Besar China untuk Mesir Liao Liqiang dalam acara tersebut pada hari Sabtu mengatakan bahwa masyarakat China memiliki sikap kebajikan tradisional berupa tindakan menunjukkan dan membalas kebaikan. Dengan mengambil inisiatif untuk memberikan bantuan, perusahaan-perusahaan China itu telah mencerminkan persahabatan yang mendalam atas suka dan duka di antara kedua negara.

Hanaa Ismail, Kepala Masyarakat Mesir untuk Pembangunan Terpadu, berterima kasih kepada pihak China atas penyelenggaraan acara tersebut, sembari mencatat bahwa sumbangan-sumbangan itu akan segera didistribusikan kepada orang-orang yang membutuhkan.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Warga Mesir Kena Dampak Situasi Global

Invasi Rusia ke Ukraina memberikan dampak kepada kebiasaan belanja masyarakat di Mesir. Harga BBM diketahui naik dan mata uang mengalami devaluasi. Biasanya warga Mesir suka beli kacang-kacangan, buah kering, dan produk Ramadhan lainnya, kini situasi berbeda. 

Dilaporkan VOA Indonesia, Sabtu (9/4/2022), berbeda dengan Ramadhan pada tahun-tahun sebelumnya, para pengunjung kali ini umumnya menahan diri sewaktu membelanjakan uang mereka. Paling tidak, itu kata Mohamed Ahmed Tawfiq, yang mengaku cenderung membeli setengah dari jumlah yang biasanya dibeli saat Ramadan.

“Tahun lalu harga sedikit lebih rendah. Tahun ini produk ada, tapi harganya lebih mahal dari tahun lalu. Tahun lalu saya beli satu kilo, sekarang saya beli setengah kilo. Kalau dulu saya beli setengah kilo, sekarang saya beli seperempat kilo," jelasnya.

Sikap menahan diri juga diambil Khaled Mohsen, pengacara dan ayah tiga anak. Ia sering datang ke pasar itu bersama keluarganya untuk berbelanja kebutuhan pokok Ramadhan.

Namun, sementara ia mengakui bahwa harga banyak kebutuhan pokok lebih tinggi pada tahun ini, harga itu masih terjangkau oleh keluarga berpenghasilan menengah seperti dirinya.

3 dari 4 halaman

Dampak Invasi

Mesir mendevaluasi mata uangnya, pound, sebesar 14 persen bulan lalu menyusul invasi Rusia ke Ukraina. Perang itu mendorong banyak investor asing menarik miliaran dolar dari pasar uang Mesir sehingga memberikan tekanan pada mata uangnya.

Menurut badan penyedia data keuangan Refinitif, pound turun menjadi 18,17-18,27 terhadap dolar AS, setelah sebelumnya diperdagangkan sekitar 15,7 pound per dolar AS sejak November 2020.

Perang di Ukraina juga memukul perekonomian Mesir. Rusia dan Ukraina adalah pemasok utama gandum ke Mesir, sementara Mesir adalah importir gandum terbesar dunia. Kedua negara itu juga merupakan pemasok wisatawan terbesar bagi resor-resor Laut Merah yang berada di Mesir.

Hal serupa juga dirasakan oleh Turki yang memiliki hubungan dagang signifikan dengan dua pihak yang berkonflik. Turki pun terus berupaya agar terjadi perdamaian antara kedua pihak. Istanbul juga sempat menjadi lokasi pertemuan delegasi Rusia dan Ukraina.

 

4 dari 4 halaman

PBB: Harga Makanan Berada di Level Tertinggi Sejak 60 Tahun Lalu

Indeks Harga Pangan PBB melacak komoditas makanan yang paling banyak diperdagangkan di dunia yang mengukur harga rata-rata sereal, minyak sayur, susu, daging, dan gula.

Harga makanan berada pada level tertinggi sejak pencatatan dimulai 60 tahun lalu menurut indeks, yang melonjak hampir 13% pada Maret, menyusul rekor tertinggi Februari.

Harga minyak nabati melonjak 23% sementara sereal naik 17%. Gula naik 7%, daging naik 5%, sementara susu - yang kurang terpengaruh oleh perang - hanya naik 3%.

Harga komoditas makanan sudah berada di level tertinggi 10 tahun sebelum perang di Ukraina menurut indeks karena masalah panen global.

Itu telah memicu krisis biaya hidup yang mengkhawatirkan politisi dan telah memicu peringatan kerusuhan sosial di seluruh dunia.

Di Inggris, para pakar industri telah memperingatkan bahwa biaya makanan bisa naik hingga 15% tahun ini.

Organisasi Pangan dan Pertanian PBB memperingatkan bulan lalu bahwa harga pangan bisa naik hingga 20% sebagai akibat dari konflik di Ukraina, meningkatkan risiko peningkatan kekurangan gizi di seluruh dunia.

Ini telah memotong proyeksi gandum dunia untuk tahun 2022 dari 790 juta ton menjadi 784 juta, karena kemungkinan bahwa setidaknya 20% dari tanaman musim dingin Ukraina tidak akan dipanen karena "kehancuran langsung".

Tetapi dikatakan stok sereal global dapat mengakhiri tahun 2,4% lebih tinggi dari awal karena stok menumpuk di Rusia dan Ukraina karena ekspor kedua negara akan menyusut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.