Sukses

Alasan untuk Hindari Buka Puasa dengan Gorengan

Goreng-gorengan termasuk makanan berlemak tinggi yang akan memengaruhi kinerja pencernaan. Karenanya dianjurkan untuk tidak mengonsumsi gorengan di bulan Ramadhan.

Liputan6.com, Jakarta - Mengonsumsi makanan yang digoreng dapat mengganggu atau menghambat pengosongan lambung. Goreng-gorengan termasuk makanan berlemak tinggi yang akan memengaruhi kinerja pencernaan. Karenanya dianjurkan untuk tidak mengonsumsi gorengan di bulan Ramadhan.

"Gorengan sebaiknya tidak dikonsumsi supaya lambung tidak merasa kurang nyaman. Lambungnya tidak enak, pengosongan lambung jadi lebih lambat," tutur dokter spesialis gizi klinik Fiastuti Witjaksono.

Selain makanan berlemak tinggi, disarankan untuk menghindari juga makanan yang pedas dan asam khususnya di awal puasa. Ini karena makanan tersebut dapat merangsang asam lambung atau bahkan merusak lambung.

"Kalau sudah beberapa hari, biasanya saluran cerna sudah beradaptasi, bisa kembali menerima makanan biasa," ujar Fiastuti, dikutip dari Antara.

Demi kenyamanan lambung, penting untuk menghindari makanan-makanan yang menghasilkan gas seperti makanan berlemak, minuman bersoda, sayuran tertentu semisal kol dan sawi karena menghasilkan gas di lambung. Demikian pula dengan buah-buah tertentu seperti nangka dan pisang ambon

Hindari makanan atau minuman yang merangsang keluarnya asam lambung seperti kopi, minuman beralkohol dan jeruk yang sangat asam.

"(Hal ini dilakukan) supaya puasa menghasilkan luaran yang lebih sehat tanpa dibebani beberapa kondisi yang ganggu lambung," tutur Fiastuti.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Proses Menggoreng Berpotensi Timbulkan Penyakit

Makanan yang diolah melalui proses pemanasan lama (digoreng) dan hidrogenasi dapat membuat makanan menjadi penyakit.

"Ketika konsumsi gorengan, maka lemak jenuh dan kolesterol tinggi. Artinya, serum kolesterol darah juga tinggi yang mengakibatkan penyempitan pembuluh darah jantung. Hal ini berakibat pada kematian otot jantung," kata Fiastuti dalam kesempatan berbeda beberapa waktu silam.

Fiastuti menambahkan, asupan lemak (termasuk minyak) yang dianjurkan adalah sebesar 25-30% dari energi total harian.

Sedangkan American Heart Association merekomendasikan asupan lemak jenuh kurang dari 7 % dari kalori total per hari. Dan asupan lemak trans kurang dari 1% dari kalori total per hari.

3 dari 3 halaman

Boleh Makan Gorengan, Asal...

Dalam kesempatan berbeda, Guru Besar Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM, Ari Fahrial Syam juga menyarankan untuk tidak mengonsumsi gorengan pada kesempatan pertama berbuka puasa. Sebab ketika berbuka puasa, kondisi tenggorokan sedang kering akibat berpuasa selama kurang lebih 14 jam.

Saat berbuka, Ari menyarankan untuk mengonsumsi air putih terlebih dahulu. Minum air putih bertujuan menghidrasi tenggorokan yang kering.

Setelah konsumsi air putih dirasa cukup, barulah dilanjutkan dengan makan makanan lain yang mampu mengembalikan energi tubuh, salah satu contoh yang baik adalah kurma.

Konsumsi gorengan ketika berbuka puasa dapat merangsang terjadinya luka pada tenggorokan. Luka tenggorokan yang semakin parah membuat penderitanya mengalami gangguan pada tenggorokan.

Bukan berarti konsumsi gorengan sepenuhnya dilarang. Makan gorengan tetap Diperbolehkan, dengan catatan bukan menjadikan gorengan sebagai makanan pembuka.

“Tetap boleh dikonsumsi, tapi bukan pada kesempatan pertama, juga tidak diperbolehkan konsumsi gorengan berlebihan,” ujar Ari.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.