Sukses

10 Tahun Anak Muda Asal Madura Ini Bekerja di Masjidil Haram, Berapa Gajinya?

Salah seorang pekerja di Masjidil Haram diketahui keturunan Indonesia. Pemuda bernama Abdurrahman bin Abdul Jalil menjadi fotografer di tempat tersebut

Liputan6.com, Jakarta Setiap umat Islam yang datang ke Mekkah, pasti berkesempatan ibadah di Masjidil Haram. Masjid megah itu juga salah satu tujuan orang muslim saat melaksanakan umroh dan haji.

Menariknya, salah seorang pekerja di Masjidil Haram diketahui keturunan Indonesia. Pemuda bernama Abdurrahman bin Abdul Jalil menjadi fotografer di tempat tersebut. Dia sudah 10 tahun mengabdi di sana.

Sebelumnya ia memulai karier di usia belia dengan menjadi pekerja yang membagikan menu buka puasa. Tugas itu masih dijalaninya hingga kini.

Abdurrahman atau yang disapa Rahman, sudah 10 tahun mengabdikan diri untuk bekerja di Masjidil Haram. Sudah sejak lahir ia tinggal di Mekkah. Usianya terbilang masih muda yakni kisaran 20 tahun. Kini Rahman bekerja sembari kuliah.

Sang pemilik akun kanal YouTube Sahabat Salam mengaku senang bisa berjumpa dan diajak berkeliling di lantai teratas, yang dikhususkan bagi para karyawan.

"Abdurrahman bin Abdul Jalil dari Madura. Tapi lahir di Mekkah. Sudah sekolah di sini juga dan Alhamdulillah bisa bekerja di Masjidil Haram," katanya seperti dikutip dari kanal YouTube Sahabat Salam.

Cukup lama Rahman setia bekerja di sana. Hal itu diakuinya sebagai bentuk kecintaan terhadap Masjidil Haram. Di lain sisi, banyak orang yang ingin bekerja seperti dirinya.

"Sudah jadi mau 10 tahun, pertama kali kerjanya menyiapkan buka puasa. Setelah itu ikut yang baca doa," ujar Rahman.

 

Simak Video Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Menyiapkan menu buka puasa.

Tugasnya sejak awal meniti karier hingga saat ini masih sama, yakni menyiapkan menu buka puasa.

"Jadi teman-teman pekerjaan saya dari jam 4 ashar sampai salat tarawih. Pekerjaan itu kita kasih makan orang-orang yang mau buka puasa setiap hari, dari jam 5 sampai 6. Untuk yang dibawah (pelataran Kakbah) saya bagikan kurma," jelasnya.

Meski keturuna asli Indonesia, Rahman belum pernah datang ke Indonesia. Rahman kerap sibuk bekerja di setiap musimnya. Dia mengaku ingin bertandang ke Tanah Air. Kendati begitu, keluarganya sering berlibur mengunjunginya. 

"Orangtua beliau yang sekarang menjabat sebagai manajer di Anjung dan keluarga beliau yang sudah bekerja di Masjidil Haram," kata pemilik akun.

"Keluargaku sudah banyak yang ke Indonesia, tapi aku belum. Karena setiap musim ada pekerjaan di Masjidil Haram," tukas Rahman.

Meski sudah hampir menyelesaikan studi kuliahnya, Rahman tetap ingin melanjutkan pekerjaannya di Masjidil Haram lantaran ingin tetap setia mengabdi.

"Insyaa Allah kalau sudah lulus (kuliah) mau tetap dilanjutin kerja di sini. Persyaratan, pertama kali harus ada foto dari Iqomah dan dan seluruh dokumen itu. Terus nanti dikasih, Insyaa Allah kalau ada kabar baru ditelepon. Harus bisa bahasa Arab," ungkap pemilik akun.

Selain itu, gaji yang diberikan pun cukup besar. Meski Rahman tak ingin menyebutkan detilnya. Pertama kali bekerja saja untuk tugas membagikan makanan buka, bisa mengantongi 1000 riyal atau setara Rp3,7 juta. Kini menjadi kian berlipat usai dirinya direkrut menjadi fotografer masjid.

"Ya karena tugas ini pertama kali aku kerjain, dikasih 1.000 riyal. Tapi itu sebelum jadi fotografer. Jadi fotografer karena dulu lihat hasil foto-fotonya yang bagus setiap sudut dan anak-anak kecil di Masjidil Haram," pungkas Rahman.

 

(Kurnia Azizah/Merdeka.com)

3 dari 3 halaman

Infografis Tren Hantaran Lebaran Kekinian

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.