Sukses

Anak Mulai Puasa, Orangtua Perlu Tahu Apa Saja yang Harus Dihindari

Dalam rangka berlatih, anak-anak biasanya mulai puasa sejak usia 6. Di masa itu anak mulai mencoba durasi pendek, panjang, hingga penuh secara bertahap.

Liputan6.com, Jakarta - Dalam rangka berlatih, anak-anak biasanya mulai puasa sejak usia 6. Di masa itu anak mulai mencoba durasi pendek, panjang, hingga penuh secara bertahap.

Seperti disampaikan Aryono Hendarto dari Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), anak perlu perhatian dan bimbingan orangtua di masa awal-awal puasa.

Namun, sebagian orangtua masih melakukan hal-hal keliru yang dianggap benar. Misal, mengharuskan anak untuk makan banyak saat sahur dan buka dengan alasan agar puasanya kuat.

“Kelebihan makan akan menyebabkan anak mengalami kembung, tidak nyaman bahkan gangguan pencernaan,” kata Aryono dalam seminar daring Medicine UI ditulis Sabtu (8/5/2021).

Ia menambahkan, untuk mengurangi risiko kelebihan makan, pada beberapa anak, satu porsi makanan untuk buka puasa dapat diberikan dalam dua waktu berbeda.

Aryono juga mengimbau orangtua untuk menghindari makanan tinggi gula untuk anak. Walau anak menyukai makanan-makanan manis, tapi makanan tinggi gula tidak mengandung nutrien yang lengkap atau cukup.

Selain itu, anak juga perlu dihindarkan dari makanan tinggi garam karena akan menyebabkan anak mudah haus dan kemungkinan batal puasa menjadi lebih besar.

 

Simak Video Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Makanan Sahur untuk Anak

Bagi anak, di saat sahur sangat penting untuk menemukan sedikitnya 3 dari 4 kelompok makanan, lanjut Aryono.

Keempat kelompok makanan tersebut yakni:

-Roti dan sereal gandum.

-Daging dan kacang-kacangan.

-Buah dan sayuran.

-Susu dan produk olahannya.

Aryono juga menyarankan menu sahur sehat untuk anak yaitu semangkuk sereal gandum dengan susu dan buah atau sandwich sayuran dengan keju dengan sepotong buah. Anak juga dapat diberi protein hewani seperti telur sebagai sumber energi.

“Penting anak mengonsumsi protein hewani apalagi anak sedang dalam masa pertumbuhan. Kita tahu protein hewani itu mengandung asam amino lengkap yang dibutuhkan untuk pembentukan hormon-hormon pertumbuhan.”

“Kemudian buah dan sayuran sebagai sumber vitamin dan mineral juga dibutuhkan oleh anak-anak,” tutupnya.  

3 dari 3 halaman

INFOGRAFIS: Beda Durasi Waktu Puasa Negara-Negara di Dunia

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.