Sukses

6 Keistimewaan Bulan Syawal bagi Seorang Muslim, Perbanyak Ibadah

Keistimewaan bulan Syawal bisa kamu dapatkan dengan melaksanakan ibadah sunah.

Liputan6.com, Jakarta Keistimewaan bulan Syawal harus disyukuri umat muslim dengan memperbanyak ibadah. Bulan Syawal ini merupakan salah satu bulan terbaik yang penuh keistimewaan, setelah bulan Ramadan bagi umat Islam.

Seorang muslim dianjurkan untuk semakin meningkatkan ibadah dan amalan kepada Allah SWT pada bulan Syawal. Jadi amalan pada bulan Ramadan tidak hanya berakhir di bulan puasa saja, namun terus berkelanjutan dan ditingkatkan pada bulan Syawal.

Keistimewaan bulan Syawal bisa kamu dapatkan dengan melaksanakan ibadah sunah. Salah satu ibadah sunah yang sudah terkenal adalah puasa 6 hari bulan Syawal. Keutamaan puasa satu ini sangatlah besar.

Namun, tidak hanya puasa 6 hari saja yang membuat bulan Syawal menjadi semakin istimewa. Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Sabtu (15/5/2021) tentang keistimewaan bulan Syawal.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 7 halaman

Puasa 6 Hari seperti Puasa Setahun Penuh

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, keistimewaan bulan Syawal yang pertama adalah puasa 6 hari. Puasa 6 hari pada bulan Syawal ini biasanya dilakukan mulai hari kedua bulan Syawal, karena di hari pertama, yaitu saat hari raya Idul Fitri diharamkan untuk melaksanakan ibadah puasa. Setelah menjalani puasa selama satu bulan penuh pada bulan Ramadan, puasa 6 hari di bulan Syawal ini menjadi pelengkap atau penyempurna amalan pada bulan Ramadan.

Walaupun biasa dilakukan pada hari kedua bulan Syawal, banyak juga yang melaksanakan ibadah puasa 6 hari di bulan Syawal ini pada minggu kedua bulan Syawal. Hal ini disebabkan karena minggu pertama Syawal kebanyakan orang masih merayakan hari raya Idul Fitri dengan bersilaturahmi ke rumah keluarga maupun teman. Saat bersilaturahmi ini biasanya disertai dengan makan dan minum dalam rangka lebaran.

Keutamaan puasa Syawal terdapat dalam hadis yang diriwayatkan Muslim. Hadis itu berasal dari Abu Ayyub Al Anshori yang pernah mendengar sabda Nabi Muhammad SAW.

"Barangsiapa yang berpuasa Ramadan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh." (HR Muslim).

Dengan keutamaan puasa 6 hari di bulan Syawal ini, tentunya akan sangat merugi bila seorang muslim tidak memanfaatkan salah satu keistimewaan bulan Syawal ini. Dengan hanya mencukupkan puasa Ramadan dengan puasa 6 hari di bulan Syawal membuat kamu memndapatkan pahala seakan berpuasa setahun penuh. Maka dari itu, puasa 6 hari di bulan Syawal merupakan salah satu keistimewaan bulan Syawal yang paling besar pahalanya bagi umat islam, walaupun merupakan ibadah sunah. Melaksanakan puasa 6 hari di bulan Syawal juga merupakan wujud rasa syukur dan memohon ampunan kepada Allah SWT bagi seluruh umat muslim.

3 dari 7 halaman

Penyempurna Amalan di Bulan Ramadan

Melakukan i’tikaf atau berdiam diri di dalam masjid merupakan salah satu keistimewaan bulan Syawal. Maksud berdiam diri ini tentunya bukan hanya berdiam diri saja di dalam masjid tanpa melakukan apa-apa. Berbagai amalan dan ibadah dapat dilakukan selama melaksanakan I’tikaf. I’tikaf merupakan cara seorang hamba lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan berzikir, melaksanakan salat 5 waktu dan salat sunah, serta membaca Al-Quran.

Biasanya I’tikaf dilaksanakan seminggu terakhir di bulan Ramadan. Pelaksanaan I’tikaf banyak yang dilakukan saat malam hari saja, ada juga yang benar-benar melaksanakannya seharian penuh tanpa kelaur dari masjid, kecuali untuk makan.

I’tikaf ternyata bisa juga dilakukan di bulan Syawal, apabila pada bulan Ramadan kamu tidak sempat melaksanakannya. Jadi keistimewaan bulan Syawal selanjutnya adalah sebagai waktu untuk mengganti ibadah I’tikaf yang terlewat atau tidak sempat dilaksanakan saat bulan Ramadan. Bulan Syawal hadir sebagai penyempurna dan penambal amalan-amalan yang tidak dapat dilaksanakan saat bulan Ramadan.

4 dari 7 halaman

Menikah di Bulan Syawal

Keistimewaan bulan Syawal selanjutnya adalah melaksanakan pernikahan. Tentunya kamu tidak asing lagi dengan keistimewaan bulan Syawal satu ini, pasalnya sering sekali setelah hari raya Idul Fitri banyak umat Islam yang melaksanakan pernikahan.

Menikah pada tanggal berapapun dan pada hari apapun di bulan Syawal merupakan suatu kebaikan bagi yang melaksanakannya. Seperti yang dikisahkan dalam hadits muslim dari istri rasul Aisyah RA.

“Rasulullah SAW menikahiku saat bulan Syawal dan mengadakan malam pertama dengan aku di bulan Syawal. Manakah istri beliau yang lebih mendapatkan perhatian selain aku?” (HR. Muslim, An Nasa’i).

Jadi menikah di bulan Syawal merupakan salah satu sunah rasul, dimana Nabi Muhammad SAW menikah pada bulan Syawal.

5 dari 7 halaman

Bulan Silaturahmi

Bersilaturahmi merupakan salah satu ibadah yang sudah menjadi tradisi di bulan Syawal. Salah satu keistimewaan bulan Syawal ini biasanya dilakukan dengan berbagai kegiatan seperti mudik ke kampung halaman dan saling bermaafan dengan keluarga, tetangga, dan teman-teman.

Jadi tidak heran bila bulan Syawal begitu istimewa dengan menjadi salah satu bulan dimana kebanyakan umat muslim bersilaturahmi. Bulan Syawal merupakan bulan yang penuh berkah dan ampunan dari Allah SWT dengan silaturahmi dan bermaaf-maafan yang dilaksanakan oleh seluruh umat islam.

6 dari 7 halaman

Melanjutkan Amal Ibadah Sunah di Bulan Ramadan

Bulan Ramadan tentunya menjadikan seorang muslim lebih displin dalam mengerjakan ibadah wajib maupun sunah. Ibadah sunah yang telah dirutinkan di bulan Ramadan harus dilanjutkan ke bulan-bulan selanjutnya.

Salah satu ibadah yang sangat baik untuk dikerjakan secara rutin setelah bulan Ramadan adalah salat malam. Mengamalkan salat malam sesudah salat wajib membawa kebaikan bagi diri kamu.

Tidak hanya salat malam, ada baiknya jika seluruh amalan sunah yang biasa dilakukan selama bulan Ramadan, jangan sampai terputus saat bulan Syawal.

7 dari 7 halaman

Membaca Takbir

Keistimewaan bulan Syawal berikutnya adalah disunnahkan bertakbir pada malam Idul Fitri, yaitu sejak matahari tenggelam sampai pada hari akhir bulan Ramadan sampai datangnya imam pemimpin salat Idul Fitri.

Sehingga sudah selayaknya seseorang bertakbir di berbagai tempat seperti masjid, rumah, pasar dan berbagai tempat lain, kecuali untuk kaum wanita yang harus dilirihkan suaranya saat bertakbir. Membaca takbir menjadi ungkapan rasa syukur kepada Allah atas keberhasilan seorang muslim melewati ujian di bulan Ramadan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini