Sukses

Beda Ucapan Idul Fitri Minal Aidin Wal Faizin dan Taqabbalallahu Minna Wa Minkum, Ketahui Artinya

Ucapan Idul Fitri yang paling sering kita dengar adalah Minal Aidin Wal Faizin dan Taqabalallahu Minna Wa Minkum. Tapi ternyata keduanya memiliki arti yang berbeda, ketahui artinya agar tidak salah berucap.

Liputan6.com, Jakarta Ucapan minal aidin wal faizin dan taqabbalallahu minna wa minukum kerap diibaratkan dengan istilah mohoan maaf lahir dan batin. Di Indonesia sendiri hari raya Idul Fitri 1442 Hijriah menjadi momen yang paling ditunggu-tunggu setelah umat muslim berpuasa Ramadan tahun ini. Pada hari raya ini umat muslim saling bertukar salam dan ucapan selamat hari raya kepada keluarga, kerabat, maupun teman. 

Ucapan Idul Fitri yang paling sering kita dengar adalah Minal Aidin Wal Faizin dan Taqabalallahu Minna Wa Minkum. Tapi ternyata keduanya memiliki arti yang berbeda. Meskipun begitu, kalimat Minal Aidin Wal Faizin ternyata bukan ucapan yang tepat untuk hari raya Idul Fitri.

Namun, sebagian orang masih beranggapan bahwa arti minal aidin wal faidzin adalah "mohon maaf lahir dan batin". Arti minal aidin wal faidzin dan taqabalallahu minna wa minkum ini jelas menjadi salah kaprah jika diucapkan untuk orang lain. Perlu untuk Anda mengetahui arti dari kedua ucapan tersebut, agar tidak salah berucap.

Berikut ini ulasan mengenai arti dari minal aidin wal faidzin dan taqabalallahu minna wa minkum yang benar sesuai sunnah seperti yang dirangkum oleh Liputan6.com dari berbagai sumber, Selasa (27/4/2021).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Arti Minal Aidin Wal Faizin

Kalimat Minal Aidin Wal Faizin terdiri dari beberapa penggalan kata. Kata Min artinya “termasuk”, Al-aidin berarti “orang-orang yang kembali”, Wal berarti “dan”, serta Al-Faizin artinya “menang”.

Jika kita coba artikan secara harafiah, maka kalimat Minal Aidin Wal Faizin artinya adalah “termasuk dari orang-orang yang kembali sebagai orang-orang yang menang.”

Ucapan minal 'aidin wal-faizin ini menurut seorang ulama tidaklah berdasarkan dari generasi para sahabat ataupun para ulama setelahnya (Salafus Salih). Kalimat minal aidin wal faidzin ini mulanya berasal dari seorang penyair pada masa Al-Andalus dan sering diucapkan pada generasi sahabat atau ulama setelah Salafus Salih. Penyair tersebut bernama Shafiyuddin Al-Huli. Ketika dia membawakan syair yang konteksnya mengisahkan dendang wanita di hari raya.

Jadi arti minal aidin wal faidzin yang diucapkan saat Idulfitri adalah doa dan harapan agar kita semua menjadi golongan orang yang kembali ke fitrah atau suci. Fitrah yang sejati itu mengandung kebaikan, kemuliaan, kejujuran, dan persaudaraan. Bererhasil memiliki makna dalam berpuasa kita berhasil atau mampu menahan hawa nafsu.

“Minal Aidin wal Faizin” lebih menyimpan arti pencapaian seorang mukmin setelah berpuasa penuh dan melawan hawa nafsunya dengan beribadah kepada Tuhannya di bulan Ramadan.

Terlebih lagi mengenai ucapan Minal Aidin Wal Faizin, tidak dijelaskan secara spesifik dalam hadis. Orang Arab juga tidak akan mengerti ucapan ini. Kalimat ini tidak ada dalam kamus bahasa Arab.

3 dari 4 halaman

Arti Taqabalallahu Minna Wa Minkum

Ucapan Idul Fitri dalam budaya Arab adalah Taqobalallahu Minna Wa Minkum. Sahabat dekat Rasulullah SAW menambahkan kata-kata Shiyamana wa Shiyamakum di kalimat tersebut. Jika kedua kata tersebut digabungkan, maka maknanya adalah “Semoga Allah SWT menerima amalan puasa saya dan kamu.”

Para sahabat Nabi mencontohkan untuk mengucapkan selamat hari raya dengan Doa sekaligus yaitu ‘Taqabballahu Minna Wa Minkum’ ketika seorang Muslim bertemu dengan sesama Muslim di momen Idul Fitri. Ibnu Hajar Al-Aswalani di dalam kitab yang bernama Fathul Baari berpendapat bahwa “Para sahabat Rasullah shallallahu ‘alaihi wasallam apabila bertemu di hari raya, mereka mengucapkan kepada sebagian lainnya: taqabbalallahu minna wa minka,”

Berdasarkan riwayat sahabat dan salafush shalih yang sampai kepada kita, jawaban Taqabbalallahu Minna Wa Minkum adalah doa yang sama, yaitu Taqabbalallahu Minna Wa Minkum. Bahkan HR Ad-Daruquthni dalam Mu’jam Al Kabir menceritakan dari Habib bin Umar Al Anshari, ayahnya bercerita kepadanya bahwa beliau bertemu dengan Watsilah Radhiallahu ‘anhu ketika hari raya, maka ketika ia mengucapkan kepada Watsilah, “Taqabbalallahu Minna Wa Minkum,” Watsilah menjawab, “Taqabbalallahu Minna Wa Minkum.”

HR Ad-Daruquthni dalam Ad Du’a menceritakan dari Syu’bah bin Al-Hajjaj, ia berkata, “Saya bertemu dengan Yunus bin Ubaid, dan saya sampaikan, ‘Taqabbalallahu minna wa minka.’ Kemudian ia menjawab dengan ucapan yang sama.”

4 dari 4 halaman

Makna Idul Fitri

Idul Fitri memiliki makna yang berkaitan erat dengan tujuan yang akan dicapai dari kewajiban berpuasa itu sendiri yaitu manusia yang bertaqwa. Kata Id berdasar dari akar kata aada – yauudu yang artinya kembali sedangkan fitri bisa berarti buka puasa untuk makan dan bisa berarti suci.

Fitri yang berarti buka puasa berdasarkan akar kata ifthar (sighat mashdar dari aftharo – yufthiru) dan berdasar hadis Rasulullah SAW yang artinya :”Dari Anas bin Malik: Tak sekali pun Nabi Muhammad SAW. Pergi (untuk salat) pada hari raya Idul Fitri tanpa makan beberapa kurma sebelumnya." Dalam Riwayat lain: "Nabi SAW. Makan kurma dalam jumlah ganjil." (HR Bukhari).

Dengan demikian, makna Idul Fitri adalah hari raya saat umat Islam kembali berbuka atau makan. Sebab itu salah satu sunnah sebelum melaksanakan salat Idul Fitri adalah makan atau minum walaupun sedikit. Ini menunjukkan bahwa hari raya Idul Fitri 1 Syawal adalah waktunya berbuka dan haram untuk berpuasa.

Sedangkan kata Fitri yang berarti suci, bersih dari segala dosa, kesalahan, kejelekan, keburukan berdasarkan dari akar kata fathoro-yafthiru dan hadis Rasulullah SAW yang artinya “Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadan dengan didasari iman dan semata-mata karena mengharap ridho Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (Muttafaq ‘alayh). Barangsiapa yang salat malam di bulan Ramadan dengan didasari iman dan semata-mata karena mengharap ridho Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. (Muttafaq ‘alayh).

Kesimpulannya, Idul Fitri bisa berarti kembalinya kita kepada keadaan suci, atau keterbebasan dari segala dosa dan noda sehingga berada dalam kesucian (fitrah).

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini