Sukses

Tips Atur Uang di Bulan Ramadan Biar Kantong Tak Jebol

Bagaimana cara yang bijak dalam mengelola keuangan di sepanjang bulan Ramadan dan juga cara mengelola uang THR?

Liputan6.com, Jakarta - Pengeluaran di bulan puasa cenderung meningkat bila dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya. Kenaikan harga tidak bisa dihindari.

Lantas, bagaimana cara yang bijak dalam mengelola keuangan di sepanjang bulan Ramadan dan juga cara mengelola uang THR?

Simak penjelasan Penasihat untuk Wealth and Asset Management Indonesia WAM Indonesia Legowo Kusumonegoro berikut ini:

Kendalikan hawa nafsu

Tidak sedikit orang yang mengeluh bahwa pengeluarannya justru membengkak di sepanjang bulan Ramadan. Penting untuk mencari tahu penyebabnya, supaya kejadian serupa tidak terus terulang.

Pada dasarnya ada dua faktor penyebab naiknya pengeluaran, yaitu naiknya harga di sepanjang Ramadan dan menjelang Lebaran, serta naiknya jumlah pembelanjaan.

Kenaikan harga atau inflasi, misalnya harga berbagai komoditas pangan, merupakan faktor eksternal yang diluar kontrol kita. Sementara kenaikan jumlah atau frekuensi pembelanjaan merupakan faktor internal yang seharusnya bisa kita kontrol.

Namun, godaan atau lapar mata sering kali menjadi penyebab jebolnya anggaran. Selain itu, terkadang kita ingin memberikan hadiah atas keberhasilan anak atas keberhasilannya menunaikan ibadah puasa.

Alasan lainnya adalah karena ingin melanjutkan tradisi, seperti membeli baju dan sepatu baru, mudik, bagi-bagi angpao atau bingkisan, bukber (sebelum pandemi), dan lain-lain.

Jika seluruh keinginan ini tidak di-rem atau cenderung menuruti hawa nafsu tanpa adanya pengelolaan keuangan yang benar, sangat mungkin akan berujung pada lilitan utang. Padahal, esensi berpuasa adalah untuk mengendalikan hawa nafsu.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Hindari utang

Saya sangat tidak menyarankan berutang untuk memenuhi kebutuhan konsumtif, termasuk untuk keperluan Lebaran. Sejatinya manusia sangat pintar dalam menyesuaikan diri. Maka, lakukan konsumsi atau pembelanjaan sesuai dengan kemampuan.

Manfaatkan dan syukuri rejeki, termasuk THR, dengan sebaik-baiknya. Cukup tidak cukup ya harus dicukup-cukupi. Tahan hawa nafsu.

Nikmatilah puasa dan Lebaran dengan penuh rasa syukur, kesederhanaan, dan kebersamaan. 

3 dari 3 halaman

Manfaatkan THR dengan bijak

Skala prioritas pemanfaatan THR secara berurutan seharusnya seperti ini: membayar THR orang yang bekerja untuk kita (termasuk petugas keamanan lingkungan dan pengangkut sampah), membayar zakat dan sedekah, melunasi utang, mengisi simpanan dana darurat, diinvestasikan, dan sisanya baru boleh dibelanjakan.

Berbicara mengenai dana darurat, saldo dana darurat seharusnya bisa menutupi biaya hidup selama paling tidak enam bulan. Namun, di saat pandemi, saya sarankan saldo dana darurat cukup untuk 12 bulan biaya hidup. Manfaatkan THR, bonus, dan penghasilan tambahan lainnya untuk mengisi simpanan dana darurat.

Bagi yang memiliki anak usia sekolah, dana THR juga bisa dimanfaatkan untuk membayar biaya sekolah di tahun ajaran baru yang sebentar lagi datang. Sementara bagi yang ingin mudik, sebaiknya tunda dulu. Sabar.

Seperti esensi dalam berpuasa, yaitu mengendalikan hawa nafsu duniawi. Pikirkan tenaga medis yang juga manusia dan berharap pandemi ini segera berakhir. Pikirkan banyak orang yang kehilangan pekerjaan/penghasilan karena pandemi ini.

Jangan egois, dan bantu untuk putus rantai penyebaran virus ini. Simpan saja dananya untuk mudik di tahun depan.

Anda bisa memanfaatkan reksa dana pasar uang sebagai sarana pengembangan dana untuk persiapan mudik di tahun depan maupun untuk menyimpan dana darurat. Reksa dana pasar uang memiliki potensi imbal hasil yang lebih tinggi daripada tabungan maupun deposito.

Sebagai contoh, reksa dana Manulife Dana Kas Syariah (MDKS) memberikan imbal hasil sebesar 4,43 persen dalam periode setahun terakhir (per akhir Maret 2021), jauh melampaui tolok ukurnya yang sebesar 2,85 persen (rata-rata bagi hasil deposito syariah 1 bulan di bank lokal).

Jika Anda rasa tahun depan kondisinya masih belum kondusif, sehingga Anda berpikir untuk menyiapkan rencana mudik dalam dua tahun lagi, Anda bisa memanfaatkan reksa dana Manulife Syariah Sukuk Indonesia (MSSI).

Dalam setahun terakhir (per akhir Maret 2021), imbal hasil MSSI sebesar 9,02 persen, jauh di atas tolak ukur yang sebesar 4,45 persen (rata-rata bagi hasil deposito syariah 1 bulan di bank lokal). Anda tinggal pilih yang paling pas untuk tujuan keuangan Anda.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.