Sukses

Mantan Kapten Tim Bundesliga Ungkap Tantangan Berkompetisi di Bulan Ramadan

Seringkali jadwal kompetisi berbarengan dengan Ramadan, karenanya mereka tetap harus berpuasa dan bermain sepak bola.

Liputan6.com, Jakarta Selama bulan suci Ramadan, sering muncul pertanyaan tentang kemampuan atlet pada umumnya, atau pesepak bola pada khususnya, untuk puasa selama satu bulan penuh tanpa mempengaruhi kinerja atau kebugaran fisik mereka.

Kondisi seperti ini sudah pasti dirasakan para pemain muslim. Di satu sisi mereka harus melaksankan kewajibannya sebagai umat Islam. Namun, di sisi lain para pesepak bola ini dituntut untuk berlaku profesional.

Seringkali jadwal kompetisi berbarengan dengan Ramadhan, karenanya mereka tetap harus berpuasa dan bermain sepak bola bahkan tanpa minum air di siang hari.

Pengalaman ini sempat diutarakan Youssef Mohamad, mantan pemain internasional Lebanon dan mantan kapten tim Jerman Koln. Mantan bek, yang dikenal dengan sebutan 'Dodo' ini, menjelaskan tantangan dan kesulitan menjalankan rukun Islam ketiga.

"Selama saya di Eropa, sulit karena periode puasa sangat lama. Sulit bagi saya untuk berpuasa di bawah tekanan permainan, tetapi di tahun-tahun berikutnya, berkat ahli gizi di Koln, segalanya menjadi sedikit lebih baik," kata pemain yang juga sempat tiga tahun bekerja dengan Freiburg Jerman.

Simak Video Menarik Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Tanpa Tekanan

Namun, Youssef Mohamad juga sempat menceritakan pengalaman tahun lalu saat bulan Ramadan berbarengan dengan datangnya pandemi Covid-19. Semua aktivitas sepak bola ditunda di seluruh dunia, mereka tidak harus berpuasa dan bermain sepak bola.

Para pemain Muslim pada tahun itu memiliki kesempatan besar untuk mengalami semangat Ramadan yang sakral tanpa tekanan dari permainan atau latihan.

3 dari 3 halaman

Kesempatan Unik

"Kegiatan sepak bola yang ditunda saat ini adalah kabar baik bagi para pemain Muslim," kata pria Lebanon saat itu. "Mereka bisa berpuasa di bulan suci tanpa lelah berlatih dan bertanding. Tahun ini mereka bisa merasakan atmosfir spesial yang menyertai Ramadan," ujarnya.

Ramadhan ketika itu, kata Youssef, memiliki kesempatan unik untuk menjalankan tugas keagamaan dan menghabiskan waktu yang lama bersama keluarga dan orang yang mereka cintai.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.