Sukses

Lima Karamah Sunan Gunung Jati, Dari Ahli Bahasa Sampai Operasi Tanpa Bedah

Sejumlah naskah kuno mengungkap semua rekam jejak tokoh Cirebon Sunan Gunung Jati beberapa diantaranya dianggap fenomenal dan diyakini menjadi karamah

Liputan6.com, Cirebon - Syekh Syarif Hidayatullah merupakan tokoh penting dalam perkembangan perjalanan sejarah Islam di Cirebon dan sekitarnya. Kiprah dari kebesaran sosok yang dikenal dengan Sunan Gunung Jati itu tercatat dalam naskah kuno Cirebon.

Naskah tersebut mengungkap rekam jejak para tokoh penting yang membesarkan Cirebon Sunan Gunung Jati. Filolog Cirebon opan Rahman Hasyim mengaku dari catatan naskah kuno yang dipelajari, Sunan Gunung Jati tak hanya seorang tokoh muslim.

Sang ulama, kata dia, memiliki sejumlah karamah atau kehebatan yang bermanfaat kepada orang lain pada masa itu. Mulai dari ahli bahasa hingga ahli strategi perang.

"Naskah tersebut merupakan bukti nyata bagaimana perkembangan Cirebon oleh Sunan Gunung Jati. Hingga saat ini masih menjadi panutan bahkan bagian dari ilmu pengetahuan," kata Opan, Jumat (29/5/2020).

Dari ribuan naskah kuno Cirebon yang terkumpul dan berhasil diterjemahkan. Tercatat banyak kehebatan atau karamah Sunan Gunung Jati. Namun, di antara itu semua, ada lima keahlian utama Sunan Gunung Jati yang dianggap fenomenal.

Berikut lima keahlian Sunan Gunung Jati Cirebon

1. Ahli Bahasa

Berdasarkan hasil kajian naskah kuno Cirebon, Sunan Gunung Jati diketahui menguasai 99 bahasa. Bahasa yang dikuasai bukan hanya bahasa dunia, melainkan bahasa lokal yang ada di seluruh pelosok Nusantara.

2. Ahli Politik

Pada masa kejayaannya, Sunan Gunung Jati juga ahli dalam bidang politik. Dalam menyebarkan Islam dan mengembangkan Cirebon, dia dapat meruntuhkan kerajaan induk besar seperti Padjajaran hingga mengusir Portugis di Selat Sunda dibantu Kerajaan Demak.

"Kalau wilayah Selat Sunda dikuasai Portugis, kerajaan Islam akan melemah," ujar Opan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pendidikan hingga Kedokteran

3. Ahli Pendidikan

Selain berpolitik, Sunan Gunung Jati juga teladan di bidang pendidikan. Melalui dakwah Islam, dia menjadi pendidik hingga ke pelosok desa.

"Beliau melakukan jelajah Desa Milangkori atau door to door kalau bahasa sekarangnya," sebut Opan.

Dalam penyebaran Islam dan pendidikan kepada masyarakat, satu bulan sekali murid-murid Sunan Gunung Jati juga sering datang ke Cirebon pada malam Jumat.

Murid-murid Sunan Gunung Jati setiap malam Jumat datang dan setia mendengarkan pengajian. Kegiatan rutin mereka itu dinamakan Seba Kliwon.

"Tradisi itu saat ini masih ada tapi bukan mendengarkan pengajian lagi, melainkan ziarah kubur ke makam Sunan Gunung Jati," kata Opan.

4. Ahli Strategi Perang

Dalam mempertahankan eksistensi Kesultanan Cirebon, Sunan Gunung Jati perlu memperluas wilayah kekuasaannya. Dia berhasil menaklukan kerajaan Rajagaluh, Kuningan, Talaga, hingga menguasai Sunda Kalapa.

"Wilayah Kekuasaan Kesultanan Cirebon hampir di seluruh Jawa Barat dan separuh Jawa Tengah," tutur Opan.

5. Ahli Ilmu Kedokteran

Opan Safari menyebutkan, Sunan Gunung Jati juga memiliki karamah dalam ilmu kedokteran. Opan menceritakan, saat itu ada pasangan tengah berselisih paham mempersoalkan perut sang istri yang membesar.

"Suaminya yakin kalau perut yang membesar itu hamil, tapi istri tidak yakin. Akhirnya, pasangan tersebut menemui Sunan Gunung Jati untuk memastikan isi dalam perut si ibu. Dan ternyata saat diperiksa bukan kandungan, melainkan penyakit tumor," ujar Opan.

Ia menyebutkan, selain ahli mendeteksi penyakit, ilmu kedokteran yang dimiliki Sunan Gunung Jati adalah operasi tanpa bedah.

"Menggunakan kesaktiannya Sunan Gunung Jati pun mengambil tumor si ibu setelah dipastikan perut yang membesar itu bukan janin," tutur dia.

Saksikan video pilihan berikut ini: 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.