Sukses

Mengeringnya Kantong Pengusaha Kue Kering di Tengah Pandemi Covid-19

Padahal tahun pengusaha kue kering ini bahkan harus menolak beberapa pelanggan karena kebanjiran pesanan

Liputan6.com, Gorontalo - Kue kering atau kue lebaran merupakan salah satu hal yang sangat penting di hari raya Idul Fitri. Budaya silaturahmi di hari kemenangan umat Islam tersebut serasa tidak lengkap jika tak ada sajian kue kering di rumah.

Tak sedikit para pembuat kue kering kini mengeluh, termasuk di Gorontalo. Pasalnya hingga saat ini kue yang mereka produksi sepi pembeli akibat pandemi Covid-19.

Padalah Ramadan tahun lalu mereka kebajiran orderan, bahkan sebagian pembeli ditolak pesanannya karena tak cukup tenaga dan waktu. Kali ini mereka hanya bisa gigit jari sembari menunggu pembeli datang.

"Biasanya pertengahan ramadan sudah banyak yang datang membeli, namun kali ini sangat sepi," ungkap Rostin Abdullah, Jumat (15/5/2020).

Bukan hanya pembuat kue yang mengeluh, sejumlah pedagang kue kering di pasar sentral Kota Gorontalo pun hanya bisa elus dada. Mereka mengaku kue kering yang mereka jual kini jarang untuk dilirik.

"Biasanya mendekati idul fitri, setiap harinya kami bisa menjual lima sampai sepuluh toples perhari, namun saat ini jual satu toples perhari sudah syukur," kata Rafli Adam, salah seorang pedagang kue kering di pasar sentral Kota Gorontalo.

Selama 15 tahun terakhir ia menjual kue kering, baru kali ia merasakan sepi pemebeli seperti tahun ini. Ia menyebut penyebabnya adalah karena lebaran tahun ini bisa dipastikan bahwa tak ada ajang silaturahmi antara keluarga, sahabat maupun tetangga. 

"biasanya menjelang hari raya pendapatan saya mulai dari Rp2 hingga 5 juta. Tetapi dengan kondisi sekarang saya tidak yakin,” ujar Rafli menerangkan.

Ramadan tahun lalu, Rafli bahkan berani membayar tunai setiap toples kue kering yang dititip kepada dirinya karena sudah pasti kue tersebut akan laku terjual. "Alhamdulilah mereka juga bisa memahami kondisi,” lanjutnya.

Rafli pun berharap semoga pandemi Covid-19 ini tidak berkepanjangan. Agar usaha mereka bisa kembali normal dan bisa kembali meraup keuntungan.

"Kami sangat rugi, kalau begini terus kami bisa bangkrut, karena pulan puasa ini sebenarnya adalah panen kami. namun sayang semua karena Corona," tandasnya.

 

Simak video pilihan berikut:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.