Sukses

Qunut, Tradisi Ramadan Gorontalo yang Bertahan di Tengah Pandemi Covid-19

Malam Qunut, tradisi yang warga Gorontalo yang bertahan di tengah pandemi Covid-19.

Liputan6.com, Gorontalo - Suasana Ramadan tahun ini di Gorontalo terasa agak berbeda dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Sejumlah tradisi yang biasanya dilaksanakan setiap ramadan, kali ini sebagian tak bisa digelar akibat pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Meski begitu, sebagian masyarakat tetap memaksa mengelar salah satu tradisi tahunan. Yakni tradisi Malam Qunut yang digelar pada pertengahan Ramadan, yang berpusat di Kecamatan Batuda, Kabupaten Gorontalo.

Tradisi Qunut yang biasa digelar pada 15 ramadhan ini merupakan tradisi turun temurun yang ditandai dengan munculnya pasar malam di daerah tersebut. Uniknya pasar malam itu hanya didominasi oleh penjual pisang dan kacang.

Kegiatan ini memang telah dilakukan masyarakat Batudaa sejak dulu. Konon ini sebagai bentuk ungkapan syukur mereka telah menyelesaikan ibadah selama separuh bulan Ramadan

Perayaan tradisi Malam Qunut di Kecamatan Batudaa, Kabupaten Gorontalo sudah berlangsung dua malam. Pada malam pertama, Kamis (7/5/2020), terlihat cukup lengang karena hanya sedikit warga yang datang.

Namun malam kedua, Jumat (8/5/2020), ada banyak masyarakat yang mengunjungi tempat itu. Warga-warga berdatangan memadati lapangan Batudaa untuk membeli dagangan yang dijajakan para pedagang yang ada di kompleks lapangan Batudaa tanpa memperdulikan Physical Distandcing.

Kepolisian Sektor (Polsek) Batudaa bersama Pemerintah Kecamatan Batudaa yang berada saat itu langsung memberikan pemahaman kepada warga yang merayakan Malam Qunut. Warga diimbau untuk tidak berkerumun dan langsung pulang jika telah membeli kacang dan pisang.

“Kami disini tetap siaga, malam pertama hanya sedikit, tiba-tiba malam kedua pengunjung melonjak,” ungkap Kapolsek Batudaa, IPTU Muhammad Adam.

Lebih lanjut IPTU Muhamamd Adam menjelaskan, akhirnya pihaknya bersama tim gugus tugas kecamatan langsung mengimbau masyarakat untuk bubar setelah berbelanja.

“Alhamdulillah tidak berapa lama masyarakat berangsur-angsur membubarkan diri,” kata IPTU Muhammad Adam.

Simak juga video pilihan berikut:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.