Sukses

Tradisi Ramadan Nanjak Ambeng yang Dirindukan Warga Lamongan

Biasanya, tradisi bernama Nanjak Ambeng saat Ramadan digelar di jalan kampung dan para warga berkumpul sepanjang jalan.

Liputan6.com, Jakarta - Pelaksanaan Ramadan tahun ini terasa berbeda. Hal ini mengingat pelaksanaannya di tengah pandemi virus Corona Covid-19 yang memaksa masyarakat mengurangi aktivitas di luar rumah dan berkerumun.

Termasuk bagi warga pesisir utara Lamongan, tepatnya di Desa Paciran, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur yang memiliki tradisi khusus buka puasa bersama saat Ramadan.

Biasanya, tradisi bernama Nanjak Ambeng itu digelar di jalan kampung dan para warga berkumpul sepanjang jalan.

Di hadapan para warga, tersedia nasi dalam talam atau yang biasa disebut ambeng. Di tengah pandemi Corona Covid-19 seperti saat ini, tradisi Nanjak Ambeng tentu tidak bisa dilaksanakan.

Dikutip dari berbagai sumber, Nanjak Ambeng adalah sebutan untuk kegiatan buka puasa dengan makan-makan bersama dalam satu talam. Dalam bahasa Jawa, Nanjak berarti makan bersama, sedangkan Ambeng adalah nasi dalam talam.

Tradisi tahunan Ramadan ini sudah mandarah daging dalam kehidupan masyarakat Desa Paciran, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan atau Wong Ciran. Nanjak Ambeng biasa digelar di sepanjang Jalan Pondok di Desa Paciran.

Dalam pelaksanaannya, masyarakat Paciran berkumpul dan membuat lingkaran-lingkaran kecil mengelilingi nasi dalam talam.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Acara Tahunan

Setiap tahun, tradisi Nanjak Ambeng tidak pernah absen digelar. Masyarakat berbaur dengan raut muka penuh semangat dan tak ada kecanggungan sama sekali.

Nanjak Ambeng merupakan bentuk ngabuburit tahunan khas masyarakat Paciran yang dipenuhi dengan nuansa kebersamaan dan kesetaraan.

Petinggi desa, kiai, dan tokoh desa berbaur menjadi satu dengan masyarakat yang terdiri dari laki-laki maupun perempuan, mulai anak-anak hingga berusia lanjut.

Nanjak Ambeng rutin dilaksanakan untuk menciptakan kebersamaan antarwarga, termasuk mendekatkan pimpinan dan masyarakat. Semarak bulan suci Ramadan tampak setiap kali Nanjak Ambeng dilaksanakan.

Dalam satu kali penyelenggaraan Nanjak Ambeng, biasanya ada ratusan talam berisi nasi dan segala jenis lauk-pauk.

Pada penyelenggaraan di bulan Ramadan 2016 lalu misalnya, sebanyak 250 talam berisi nasi, ludes diserbu warga Desa Paciran.

Biasanya, sebelum buka puasa bersama dilangsungkan, terlebih dahulu ada tausiah yang disampaikan penceramah sembari menunggu datangnya azan maghrib.

 

3 dari 3 halaman

Tanda Ramadan Segera Berakhir

Pelaksanaan Nanjak Ambeng menjadi penanda akan segera berakhirnya bulan puasa. Sebab biasanya digelar pada hari-hari terakhir bulan Ramadan.

Ratusan Ambeng yang disediakan untuk buka bersama merupakan sumbangan dari warga Paciran.

Tidak heran apabila menu dan lauk-pauknya beragam. Ada nasi kuning, sayur lodeh, lalapan, nasi uduk, dan masih banyak lagi.

Selain ambeng, biasanya warga Paciran juga banyak yang membuat takjil. Takjil ini biasa dinikmati sebagai makanan pembuka dalam buka puasa.

 

Reporter : Rizka Nur Laily M

Sumber : Merdeka

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.