Sukses

Kata Ahli Gizi Soal Pilihan Menu Sahur dan Buka Puasa Ramadan yang Sehat

Agar tubuh tetap sehat selama menjalani puasa Ramadan, penting untuk menerapkan pola gizi seimbang saat sahur dan berbuka.

Liputan6.com, Jakarta Agar tubuh tetap sehat selama menjalani puasa Ramadan, penting untuk menerapkan pola gizi seimbang saat sahur dan berbuka. Hanya saja dalam praktiknya, sebagian orang masih melakukan beberapa kesalahan saat memilih menu sahur dan buka puasa.

Sahur bertujuan untuk memenuhi kebutuhan gizi serta menjaga energi bertahan lama hingga nanti waktu berbuka. Menurut ahli gizi Rita Ramayulis, pastikan terdapat protein dan karbohidrat kompleks dalam menu sahur.

"Nasi? Silakan asalkan sayur dikonsumsi sebanyak nasi, lebih banyak sayur lebih baik,' kata Rita dalam webinar bersama Kementerian Kesehatan 'Sehat dan Bugar Selama Puasa dan Bahagia Tanpa Mudik'.

Mengenai protein, ada banyak pilihan mulai dari telur hingga daging sapi. Namun, pastikan pilih yang tidak berlemak.

"Rendang? Itu jangan buat sahur karena memperberat kerja tubuh, bukannya bertenaga tapi lelah," katanya.

Hindari juga mengonsumsi minuman diuretik seperti teh kental dan kopi. Minuman seperti ini justru membuat cepat haus. Lebih baik minum air putih sekitar empat gelas saat sahur.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Jangan Berlebihan Konsumsi Makanan Manis Saat Buka Puasa

"Berbukalah dengan yang manis-manis," begitu kata orang. Hal tersebut tidak salah, tapi bukan berarti mengasup minuman terlalu tinggi gula saat berbuka.

"Ketika buka puasa tujuannya mengembalikan kadar glukosa darah, tentu perlu yang manis untuk menormalkannya tapi manisnya jangan lebai, justru kalau terlalu berlebihan malah menurunkan imunitas," kata Rita.

Lebih baik pilih menu berbuka yang mengandung gula dengan zat mikronutrien di dalamnya. "Jadi, bukalah dengan aneka buah. Buka dengan pisang, kurma, semangka, itu sangat saya sarankan," tuturnya.

Jika terbiasa minum teh manis, boleh saja. Asal ingat hanya boleh menambahkan satu sendok makan gula untuk satu gelas air.

"Jangan lebih dari itu, kalau lebih dari itu akan menstimulasi insulin yang ketika diproduksi berlebihan menurunka kadar glukosa darah. Bukannya bertenaga tapi lemas," tuturnya.

Mengenai asupan makan usai berbuka, pastikan menerapkan konsep gizi seimbang.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.