Sukses

Analisa Dokter FIFA Soal Pesepak Bola Muslim yang Berpuasa

Dokter pun meyakini ibadah puasa bagi pesepak bola muslim tidaklah berbahaya karena sudah dilakukan riset soal ini.

Liputan6.com, Jakarta Banyak pesepak bola muslim yang percaya puasa tidak memengaruhi performa maupun fisik mereka di lapangan. Keyakinan ini rupanya juga diamini oleh seorang dokter FIFA, Yacine Zerguni.

Pria yang juga menjabat Komite Medis di Federasi Sepak Bola AFrika (CAF) ini menilai pihaknya sudah membuat penelitian soal pengaruh puasa kepada pemain sepak bola muslim. Tes dilakukan terhadap sebuah klub di Algeria, dimana dilakukan perbandingan kondisi fisik setelah dan sebelum puasa.

"Ramadan ditujukan sebagai periode pemurnian dan meditasi diri; seperti masa regenerasi. Ini sama sekali tidak berbahaya," katanya seperti dikutip Goal.com.

"Tentu saja, pengaruh psikis jadi bagian riset kami. Meski banyak pemain yang tidak kuat puasa saat bermain. Semua harus ingat pengaruh puasa juga tergantung dari kualitas spiritual dan kemampuan fisik setiap atlet.

"Karena itu pemain yang terus puasa saat main: badan mereka bisa adaptasi karena terbiasa. Namun banyak pemain yang kelelahan. Pemain harus efektif menyimpan energi dan kekuatan," katanya, menjelaskan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Beramal

Di sisi lain, pesepak bola muslim yang taat menggunakan bulan Ramadan untuk memperbanyak amal. Salah satunya eks striker Sevilla, Frederic Kanoute yang menyumbangkan pendapatannya untuk amal di Mali.

"Buat saya, kegiatan amal itu sangat penting. Saya ingin membantu dengan kegiatan amal agar bisa membantu anak-anak yatim. Harus ada aksi untuk anak-anak di Mali, utamanya yang yatim," ujar Kanoute.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.