Sukses

Penuhi Kebutuhan Ramadan dan Lebaran, BI Siapkan Rp 217,1 Triliun

Angka kebutuhan uang tunai tersebut tumbuh 13,5 persen dibanding periode yang sama pada tahun lalu (yoy).

Liputan6.com, Jakarta Bank Sentral telah bersiap diri untuk memenuhi kebutuhan uang tunai masyarakat. Pada tahun ini, Bank Indonesia (BI) memperkirakan kebutuhan uang kartal mencapai Rp 217,1 triliun pada momen Ramadan dan Idul Fitri.

Deputi Gubernur, Rosmaya Hadi menyebutkan, angka kebutuhan uang tunai tersebut tumbuh 13,5 persen dibanding periode yang sama pada tahun lalu (yoy).

"Kenaikan ini dalam rangka mengantisipasi kebutuhan pada libur panjang serta kenaikan gaji dan pembayaran THR ASN maupun pegawai swasta," kata dia, pekan ini.

Dia menuturkan, kenaikan kebutuhan uang (outflow) pada 2019 diperkirakan terjadi di seluruh satuan kerja (satker) kas dengan outflow tertinggi di daerah Jabodetabek sebesar Rp 51,5 triliun.

Selain itu, dia juga mengimbau masyarakat untuk melakukan penukaran uang hanya di tempat resmi. Hal tersebut untuk mencegah risiko uang palsu dan untuk menjaga kualitas uang.

"Masyarakat diimbau agar selalu memperhatikan ciri keaslian rupiah dengan dilihat, diraba dan diterawang serta cara merawat rupiah dengan lima Jangan (Jangan Dilipat, Jangan Dicoret, Jangan Distapler, Jangan Diremas, Jangan Dibasahi)," ujar dia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

BI Gorontalo

Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Gorontalo menyiapkan Rp 750 miliar bagi masyarakat yang ingin menukarkan uangnya dengan pecahan tertentu. Penukaran uang tersebut dilakukan untuk melayani kebutuhan uang kecil masyarakat pada lebaran 2019.

Kepala Advisory dan Pengembangan Ekonomi BI Gorontalo, Gunawan Purbowo mengatakan jumlah uang yang siap ditukarkan itu mengalami peningkatan jika dibanding 2018 lalu yang hanya mencapai Rp 600 miliar.

"Tahun 2018 lalu, Rp 600 miliar itu sebenarnya sudah cukup. Bahkan ada bank yang setelah lebaran yang kembali menyetorkan uang karena tidak terserap dimasyarakat," ungkap dia.

Meski demikian menurut Gunawan, pada tahun ini BI Gorontalo berupaya mengantisipasi dengan tetap menaikkan jumlah uang yang akan ditukarkan. Keputusan itu didasarkan pada pertimbangan adanya perekonomian naik dan kesadaran masyarakat akan keberadaan bank Indonesia.

Lebih lanjut ia mengatakan dari Rp 750 miliar yang siap ditukarkan, Rp 180 miliar diantaranya adalah pecahan uang kecil. Uang kecil itu terdiri dari pecahan Rp 2.000 hingga Rp 20.000.

"Uang pecahan kecil segitu, kita perkirakan cukuplah untuk melayani kebutuhan masyarakat," imbuhnya.

Ia menambahkan Bank Indonesia Gorontalo juga telah menyiapkan mobil kas keliling yang akan ditempatkan dilokasi lokasi keramaian agar dapat menjangkau lebih banyak masyarakat. Namun warga yang hendak menukarkan uang dimobil kas keliling dibatasi dalam jumlah tertentu.

"Jumlahnya kami batasi, masing-masing dapat Rp 3,7 juta. Itu cukup mestinya," ujar Gunawan.

Selain itu, lanjut Gunawan, berbeda dengan tahun lalu penukaran uang pecahan kecil tidak lagi dilakukan secara terpusat pada hari-hari tertentu. Saat ini masyarakat yang memiliki rekening bank bisa langsung menarik uangnya dalam pecehan kecil sesuai keinginan sehingga lebih efisien.

Ia memastikan pecahan uang kecil telah disiapkan bahkan sejumlah bank telah melakukan penarikan ke Bank Indonesia dalam rangka memenuhi kebutuhan pecahan uang kecil para nasabahnya.

“Jadi, minta pecahannya berapa yang dibutuhkan, apakah pecahan Rp 20 ribu, Rp 20 ribu hingga Rp 1.000," tandas dia. (Andri Arnold)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.