Sukses

Puasa Ibu Menyusui Menurut Islam Beserta Tips Menjalankannya Agar Tetap Aman

Boleh menyusui saat puasa Ramadan, asalkan kondisi ibu dan bayi sama-sama sehat.

Liputan6.com, Jakarta Puasa Ramadan bisa menjadi sesuatu yang dilematis bagi seorang ibu yang sedang dalam masa menyusui anaknya. Bagaimana tidak, puasa merupakan salah satu wujud ketaatan seorang Muslim. Namun di sisi lain, ibu menyusui memiliki kekhawatiran akan kebutuhan gizinya tidak tercukupi jika menjalankan puasa.

Tetapi ternyata di agama Islam masih memberikan kelonggaran puasa ibu menyusui untuk tidak berpuasa dengan menggantinya di lain waktu atau dengan membayarkan fidyah.

Namun dengan berpuasa ini menyebabkan ibu menyusui mengalami dehidrasi atau kekurangan cairan pada ibu yang menyusui eksklusif sebelum bayi berusia enam bulan. Karena pada masa ini, ibu menyusui akan secara rutin setiap 2 – 3 jam tanpa mengenal siang dan malam.

Oleh karena itu, lebih baik puasa dilakukan setelah bayi berusia enam bulan dan menerima MPASI. Untuk membahas lebih jauh mengenai puasa ibu menyusui, berikut ini Liputan6.com, Senin (14/5/2019) telah mengulas beberapa hal terkait dari berbagai sumber.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Puasa Ibu Menyusui dalam Islam

Di dalam agama Islam memberi keringanan bagi para ibu menyusui untuk tidak berpuasa selama Ramadan. Sebab pada masa menyusui eksklusif, ASI merupakan satu-satunya asupan cairan dan gizi bagi bayi Anda. Nah, pada masa ini metabolisme tubuh Anda akan bekerja dengan giat untuk terus menerus memproduksi ASI dengan komposisi yang lengkap.

Namun, walaupun Anda tidak makan selama 14 jam atau sedang puasa, komposisi ASI tidak akan berubah atau berkurang kualitasnya dibandingkan saat tidak berpuasa. Sebab, tubuh akan melakukan mekanisme kompensasi dengan mengambil cadangan zat-zat gizi, yaitu energi, lemak, dan protein serta vitamin dan mineral dari simpanan dalam tubuh.

Oleh karena itu, saat waktu buka puasa tiba, tubuh akan mengganti cadangan zat-zat gizi tadi, sehingga Anda tidak akan kekurangan zat gizi untuk memenuhi aktivitas serta mempertahankan kesehatan tubuhnya. Namun, komposisi ASI akan berkurang jika Anda menderita kurang gizi berat, sebab tidak ada cadangan zat gizi yang dapat memasok kebutuhan produksi ASI yang lengkap.

Nah, meski Anda akhirnya memutuskan untuk tidak menjalankan ibadah puasa, ibu menyusui wajib mengganti puasa tersebut di hari lainnya. Hanya saja, qodho atau mengganti puasa ini memiliki ketentuannya tersendiri.

Menurut Mazhab Imam Syafi’i, jika ibu menyusui tidak berpuasa dengan alasan khawatir terhadap dirinya akan menjadi lemas, letih, lesu, dan segala macamnya, maka harus meng-qodho atau mengganti puasanya di hari setelah Ramadan. Namun, jika Anda mengkhawatirkan anak Anda, maka konsekuensinya adalah menjalankan qodho ditambah dengan membayar fidyah.

3 dari 5 halaman

Tips Menjalankan Puasa Ibu Menyusui

Jadi, bagi Anda yang memutuskan ingin menjalankan puasa Ramadan, berikut ada tips menjalankan puasa ibu menyusui. Telah dirangkum dari berbagai sumber, berikut ulasannya.

Konsultasi ke Dokter Terlebih Dahulu

Sebelum Anda memutuskan untuk berpuasa atau tidak, ada baiknya untuk berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter kandungan Anda. Hal ini akan membantu Anda untuk memutuskan apakah sebaiknya berpuasa atau tidak. Jika kondisi ibu dan bayi memungkinkan, maka dokter akan memberikan izin atau membolehkan ibu untuk berpuasa selama Ramadan.

Perhatikan Usia Bayi

Nah, dengan konsultasi tadi, dokter juga bisa melihat bagaimana kondisi kesehatan bayi dari usianya. Kalau bayi Anda berada di bawah usia enam bulan, maka ia akan bergantung pada ASI sebagai asupan gizi utamanya. Jika bayi Anda telah memasuki usia 6 bulan, biasanya Anda akan diperbolehkan untuk berpuasa. Karena di usia bayi ini, sudah mendapatkan makanan pendamping ASI.

Pompa dan Menyusui Semaksimal Mungkin di Malam Hari

Ada kemungkinan produksi ASI Anda akan berkurang saat di siang hari. Oleh karena itu, Anda bisa memanfaatkan malam hari untuk memompa ASI dan menyusui semaksimal mungkin. Anda bisa menggunakan stok ASI perah untuk digunakan di siang hari.

4 dari 5 halaman

Tips Menjalankan Puasa Ibu Menyusui

Jaga Nutrisi Makanan

Anda juga dianjurkan untuk tetap makan sebanyak tiga kali dalam sehari saat sedang tidak berpuasa. Makanan ini juga harus sesuai dengan komposisi nutrisi yang terdiri dari 20 persen lemak, 30 persen protein, dan 50 persen karbohidrat.

Konsumsi Banyak Cairan

Puasa ibu menyusui kerap kali membuat tubuh kekurangan cairan. Hal ini bisa Anda siasati dengan melakukan pola minum yang benar. Anda bisa mengonsumsi air putih minimal dua liter saat waktu berbuka hingga sahur.

Pola minum air putih yang bisa Anda terapkan yaitu 2-4-2. Artinya dua gelas saat berbuka, empat gelas saat malam hari, dan dua gelas saat sahur. Selain minum air putih, kamu juga bisa minum jus buah, susu dan juga teh hangat.

Konsumsi Makanan yang Dapat Memperlancar ASI

Selain mengonsumsi cairan yang cukup, anda juga perlu mengonsumsi makanan yang bisa mmeperlancar ASI. Makanan yang bisa memperlancar ASI ini seperti sayuran dan buah-buahan, misalnya papaya, jambu air, semangka, dan kecambah.

5 dari 5 halaman

Tips Menjalankan Puasa Ibu Menyusui

Istirahat yang Cukup

Puasa ibu menyusui akan terasa berat, karena tubuh seringkali terasa lemas setelah memberikan ASI. Untuk itu, Anda bisa beristirahat yang cukup untuk memulihkan kondisi fisik maupun psikis Anda agar produksi ASI tetap baik dan lancar.

Berhenti Puasa Saat Sudah Tidak Sanggup

Saat Anda memang sedang berpuasa sambil menyusui, jangan memaksakan puasa bila Anda sudah tidak sanggup atau merasa khawatir dengan kesehatan diri sendiri maupun bayi Anda. Bagaimanapun juga, puasa ibu menyusui dapat digantikan dengan fidyah atau puasa di hari-hari lainnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini