Sukses

Serial Drama Ramadan Kembali Diproduksi di Irak Setelah 7 Tahun Hiatus

Setelah tujuh tahun hiatus, Irak akhirnya kembali memproduksi serial drama untuk tayang di bulan suci Ramadan.

Liputan6.com, Baghdad - Seni mulai hidup kembali di ibu kota Irak, Baghdad, dan membawa sentuhan kenyamanan di bulan suci Ramadan ketika negara itu berupaya bangkit kembali setelah hancur oleh perang 16 tahun.

Setiap malam di teater Muntada al-Masrah di Rashid Street, para pemeran dan kru dari drama TV pertama yang difilmkan di Irak dalam tujuh tahun terakhir, berada di antara kamar-kamar dan halaman bangunan Abad ke-19 ini untuk pengambilan gambar.

Dan setelah dua dekade berlindung di luar negeri, dua aktor utama Irak kembali untuk mengambil bagian dalam "The Hotel," serial drama 20 episode yang ditayangkan di Negeri 1001 Malam itu selama bulan Suci Ramadan, demikian sebagaimana dikutip dari Washington Post pada Minggu (12/5/2019).

"Rakyat Irak kekurangan serial televisi," kata Hassan Hosni, salah satu aktor terkait yang kembali dari luar negeri.

Hosni adalah seorang bintang televisi tahun 1990-an, yang kembali dari Arab Saudi untuk menyutradarai "The Hotel", sebuah sinetron yang mengangkat sisi kumuh Baghdad dan keterkaitannya dengan isu perdagangan manusia.

Ini adalah drama Ramadan pertama yang diproduksi oleh pemain dan kru asli Irak sejak 2012, di mana sekaligus menandai kembalinya genre TV penting ke negara itu.

Sebelumnya, selama bulan suci Ramadan, pemirsa Irak disuguhi berbagai drama televisi yang mengangkat tema romansa, perang, tirani, dan berbagai isu terkini lainnya.

Selama bertahun-tahun, rakyat Irak telah menonton drama dari negara lain, seperti "Bab al-Hara" dari Suriah, yang menceritakan tentang perjuangan Damaskus dalam meraih kemerdekaan dari Prancis pada 1930-an.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Drama Produksi Lokal Pertama

Melalui serial "The Hotel," Irak akan memiliki drama lokal sendiri untuk pertama kalinya dalam hampir satu dekade terakhir, menyusul hiatus beberapa kali setelah invasi Amerika Serikat (AS) pada 2003 silam.

"Kami semua, penulis, sutradara dan aktor menunggu momen ini dengan sangat tidak sabar," kata Hosni.

"Ini masalah terkini untuk Irak," katanya. "Ini adalah pesan bagi kaum muda untuk waspada terhadap perangkap perdagangan manusia."

Hosni, aktor yang beralih menjadi sutradara, meninggalkan Irak pada 1996, mencari cara untuk melarikan diri dari tekanan sanksi AS terhadap Irak setelah Saddam Hussein menyerbu Kuwait di awal dekade 1990-an.

Tetapi dia tidak pernah merasa jauh dari Irak, karena dia terus bekerja dengan sesama diaspora lainnya dalam memproduksi drama di Suriah, Lebanon, Yordania, dan Arab Saudi.

"Itu adalah pemisahan dalam tubuh, tetapi tidak dalam pikiran atau jiwa," katanya.

3 dari 3 halaman

Kemunduran Eksistensi Seni di Irak

Sebagaimana yang telah umum diketahui, Baghdad dulunya merupakan ibu kota budaya Islam, yang sangat bangga menunjukkan kecintaannya terhadap drama dan puisi.

Sayangnya, tirani mendiang Saddam Hussein dan invasi AS mendorong para budayawan, termasuk aktor dan para penulis naskah drama, berbondong-bondong menyelamatkan diri ke luar negeri.

Lalu, invasi AS pada 2003 memberikan pukulan lain bagi dinamika seni di Irak.

Perang yang terjadi kemudian mencabik-cabik Baghdad, dan pertempuran mengubah Rashid Street, yang dulunya merupakan pusat lokal, menjadi lembah ketakutan dan kehancuran.

Kondisi semakin parah ketika dana pengembangan seni mengering, bertepatan dengan munculnya eksistensi ISIS pada 2014.

Setelah Irak mendeklarasikan kemenangan atas ISIS pada Desember 2017, suasana di Baghdad mulai berubah.

Dinding-dinding ledakan yang melindungi dari bom mobil diangkat, dan penduduk setempat mulai keluar lagi larut malam, meramaikan kafe, mal, galeri, dan teater, di mana pertunjukan kembali diadakan berkala dari minggu ke minggu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini