Sukses

Bukan Azan, Warga Blora Punya Sirine Khusus Penanda Waktu Berbuka

Bunyi 'Nguuk' suara sirine tua tidak asing lagi di telinga masyarakat Blora saat memasuki bulan Ramadan.

Liputan6.com, Blora - Bunyi 'Nguuk' suara sirine tidak asing lagi bagi masyarakat Blora saat memasuki bulan Ramadan. Bunyi menggema tersebut, berasal dari sirine tua peninggalan zaman kolonial Belanda yang ditempatkan di depan komplek Pendopo Kabupaten.

Bersama Kasubbag Rumah Tangga Setda Kabupaten Blora, Sukardji, Liputan6.com berkesempatan melihat dari dekat sirine tua tersebut.

Bunyi 'Nguuk' sirine tersebut, kata Sukardji, hingga kini masih menjadi pengingat imsak dan berbuka puasa bagi masyarakat Blora dan sekitarnya.

"Di bulan Ramadan, sirine ini dihidupkan 2 kali saat berbuka puasa dan saat waktu imsak," ujarnya, Kamis (9/5/2019).

Sirine tua tersebut, memiliki tinggi sekitar 15 meter terbuat dari besi. Bagian atas tiang berbentuk bulatan yang di dalamnya berisi kumparan.

"Butuh daya besar agar sirine ini bisa berbunyi 'Nguuk' nya. Cara menyalakannya manual mas, pakai handel. Tidak berani pakai tombol, takut konsleting, karena tegangan listriknya mencapai 3.000 watt," katanya.

Sukardji menceritakan sejarah sepengetahuannya tentang sirine tua tersebut, awal difungsikan kembali semenjak kepemimpinan Bupati Blora, H Soemarno tahun 1979-1989.

"Zaman Belanda dulu, sirine ini digunakan sebagai tanda kalau adanya darurat. Pada jaman Bupati Soemarno, 'Nguuk' ini kemudian dialihfungsikan penanda waktu di bulan Ramadan," jelasnya.

Sebelumnya, kata Sukardji, penanda buka puasa di Blora masih menggunakan mercon. Namun banyaknya kasus kebakaran membuat para ulama di Blora mengusulkan untuk memakai sirine kuno tersebut.

"Sekitar tahun 1970-an sirine ini baru difungsikan untuk penanda buka puasa dan waktu imsak," terangnya.

Selain difungsikan saat bulan Ramadan, kata Sukardji, sirine tersebut juga dibunyikan saat momen-momen seperti upacara 17 Agustus dan tahun baru oleh Satpol PP yang sedang piket.

"Dulu sebelum ada Satpol PP, yang bertugas membunyikan 'Nguuk' adalah hansip," ucapnya.

"Membunyikan 'Nguuk' sirine ini juga ada aturannya, hanya dibunyikan pada saat waktu tertentu saja." Sukardji memungkasi.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Jadi Referensi

 Ayu Fajar, seorang warga Blora mengaku, bunyi sirine itu cukup keras dan sampai terdengar dari rumahnya di Kelurahan Tegalgunung, Kecamatan Blora Kota.

"Bunyi sirine 'Nguuk' itu seolah mengingatkan kita bahwa waktu berbuka puasa telah tiba," katanya.

Biasanya, kata Ayu, bunyi sirine 'Nguuk' selalu mendahului suara azan maghrib dari masjid manapun yang ada di Blora. Sebab suara sirine yang sering disebut "nguuk" ini juga menjadi rujukan masjid dan musala.

"Sirine berbunyi, Masjid Agung Baitunnur seketika langsung mengumandangkan azan maghrib," katanya menambahkan.

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.