Sukses

Pakaian Wanita di Masa Rasulullah, Apa Saja?

Perkembangan pakaian merupakan perwujudan dari majunya peradaban

Jakarta Jenis-jenis pakaian dewasa ini berkembang begitu pesat. Bahkan, tren pakaian selalu berubah dari tahun ke tahun.

Hal ini juga terjadi pada pakaian wanita Muslim. Pelbagai macam model pakaian hijabmuncul sedemikian rupa.

Pakaian sejatinya mencerminkan tingkat peradaban di suatu daerah. Demikian pendapat Sejarawan Mesir, Khalil Abdul Karim dalam karyanya, Syadw Ar Rababah bi Ahwal Mujtama' Ash Shahabah.

Dikutip dari Islami.co, tentu pakaian muslimah saat ini jauh berbeda dengan masa-masa sebelumnya. Bahkan di masa Rasulullah Muhammad SAW.

Khalil Abdul Karim mencatat ada beberapa jenis pakaian yang digunakan wanita di masa Rasulullah. Catatan itu berdasarkan sejumlah hadis.

Jenis pertama adalah Al Marth. Ini adalah pakaian berbentuk selendang besar yang tidak dijahit. Dalam sebuah hadis, Aisyah RA berkata,

" Ketika Rasulullah SAW hendak (mengimami) sholat Subuh maka perempuan-perempuan berangkat (ke masjid) dengan berselimut al marth, mereka tidak dikenal karena petang."

Dalam riwayat lain, Umar bin Khattab pernah membagikan muruth (jamak dari marth) kepada para perempuan Madinah. Pakaian ini berbahan sutera, bulu domba, dan pohon rami.

Jenis kedua, ad dir'. Pakaian ini adalah kain yang tengahnya dilubangi dan dijahit kecuali pada sisi kanan dan kirinya. Bagian yang tidak dijahit berfungsi untuk lubang lengan. Bentuknya lebih menyerupai qamish.

Dalam hadis riwayat Thabrani, Samra' binti Nahik menggunakan ad dir' ketika bertemu Rasulullah Muhammad SAW.

Jenis ketiga yaitu qamish yang bentuknya sama dengan ad dir'. Rajab Ibrahim dalam kitab Al Mu'jam Al 'Arabi Lil Asma' Al Malabis menyebut pakaian ini masuk ke Arab sebelum datangnya Islam.

Pakaian ini merupakan hasil interaksi antara masyarakat Arab pra-Islam dengan orang-orang Romawi di Syam. Qamish diambil dari Bahasa Romawi 'Camisia'.

Jenis selanjutnya adalah al khimar, yaitu kain penutup kepala pada wanita. Di masa Rasulullah, khimar ada dua macam yaitu sadzij (polos) dan masbugh (khimar yang berwarna).

Dalam sebuah riwayat Ibnu Majah, Aisyah pernah mengenakan khimar yang dicelup za'faran.

Sedangkan jenis terakhir adalah al izar dan ar rida. Al izar adalah pakaian tak dijahit untuk menutupi bagian bawah tubuh sedangkan ar rida' yang merupakan pasangannya adalah pakaian yang menutupi bagian atas.

Sumber: Dream.co.id

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini