Sukses

Sudah Coba Wisata Susur Sungai Martapura pada Malam Ramadan Ini?

Dengan tarif Rp 5 ribu per orang, Anda bisa menyusuri Sungai Martapura setiap malam sepanjang Ramadan. Siapa mau coba?

Liputan6.com, Banjarmasin - Naik kelotok atau perahu bermesin seraya menikmati semilir angin malam di tengah cahaya lampu jalanan merupakan tren baru wisata susur Sungai Martapura, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, selama bulan Ramadhan ini.

Hanya Rp 5 ribu per orang, tarif yang dikenakan angkutan air ini dalam sekali berlayar. Tarif murah itu menyebabkan banyak kaum remaja usai tarawih menyempatkan diri naik perahu unik kelotok ini.

Berombongan, mereka menyusuri ruang demi ruang lokasi sungai yang membelah wilayah yang berjuluk Kota Seribu Sungai ini.

Biasanya mereka datang ke destinasi wisata unik ini sesama kawan sekolah atau sesama alumni sekolah atau perguruan tinggi. Suasana reunian sambil "ngobrol" di atas kapal yang berlayar ke sana ke mari sepanjang lima kilometer wilayah kota berpenduduk sekitar 800 ribu jiwa tersebut.

Para penikmat susur sungai ini biasa selalu memanfaatkan waktu menikmati wisatanya dengan berfoto bareng dan swafoto. Bahkan, saat berada di atas kapal kelotok yang membawanya melewati kawasan andalan susur sungai wilayah tersebut.

Wilayah yang disusur seperti lokasi patung Bekantan (kera hidung besar), Menara Pandang, Jembatan Merdeka, jembatan pasar lama dan pasar terapung, Pasar Wadai Ramadan, serta pemukiman atas air (lanting) yang banyak ditemui di kawasan tersebut.

"Saya suka naik kelotok malam hari, lantaran suasananya yang beda dibandingkan siang. Selain hawanya dingin tak panas, juga mata bisa memandang ke berbagai lokasi dengan keindahan lampu-lampu jalanan," kata Rusman, seorang penikmat wisata ini, dilansir Antara, Rabu, 6 Juni 2018.

Perasaan yang seragam juga disampaikan oleh puluhan bahkan ribuan pengunjung ke lokasi yang mungkin satu-satunya yang ada di tanah tersebut sehingga pengunjung terus membludak, terutama pada Sabtu dan Minggu.

Dua hari dalam seminggu tersebut terdapat atraksi pasar terapung yang menyajikan aneka jualan yang khas berupa hasil alam setempat menjadi magnet pengunjung ke lokasi susur sungai tersebut.

Pengunjung menikmati wisata susur sungai seraya belanja di lokasi pasar terapung yang pedagangnya didominasi wanita berpakaian khas bertopi lebar (tanggui).

Yang menarik lagi selama Ramadan digelarnya Pasar Wadai Ramadan di tepian Sungai Martapura. Penikmat susur sungai pun singgah untuk berbelanja aneka penganan dan wadai-wadai khas Banjar yang banyak digelar di lokasi atraksi tahunan tersebut.

Pasar wadai ini banyak digelar dagangan kue-kue tradisional yang bermunculan saat Ramadan dan sulit diperoleh bila hari-hari biasa, termasuk kue-kue yang bernilai sakral yang biasanya muncul saat ritual dan upacara pengobatan, seperti kue lamang, cucur, cingkarok, wajik dan lainnya.

Belum lagi tersedia warung warung terapung dengan lampu templok dengan sinar remang-remang terdapat di tepian sungai menjajakan dagangan mereka berupa soto Banjar, sate dan kue-kue. Tentu ini kenikmatan tersendiri bagi para pengunjung yang menyempatkan berwisata malam.

Lokasi yang menjadi andalan destinasi susur sungai Banjarmasin tersebut tak lain adalah Sungai Martapura yang pusatnya adalah tepian Siring Tendean yang terletak di Jalan Pierre Tendean. Kemudian Menara Pandang, kawasan Patung Bekantan, serta tepian RE Martadinata, depan balai kota setenpat, di mana lokasi ini terdapat Ramadhan Cake Fair.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Diminati Warga Luar Daerah

Tambahan lainnya di lokasi siring ini pun banyak digelar penganan dan makanan cemilan seperti jagung rebus, jagung bakar, roti bakar, aneka jus, kacang rebus dan goreng serta ada jualan bakso, gado-gado dan nasi kuning.

Lokasi kuliner ini pun digelar begitu saja di tepian sungai, pembeli duduk di atas hamparan tikar, karpet atau tempat duduk yang didesain penjual sedemikian rupa hingga sangat asyik untuk lokasi "ngobrol" hingga malaman.

Tak jauh dari pusat kuliner itulah terdapat dermaga sekitar 80 kelotok wisata yang siap memanjakan penikmat susur sungai menikmati malam Ramadhan di kawasan yang belakangan sudah banyak diminati pengunuung itu. Tercatat tak kurang 6.000 pengunjung setiap minggunya.

Penikmat wisata susur sungai ini tak hanya penduduk lokasi dan kawasan-kawasan lain di Provinsi Kalimantan Selatan, tak sedikit pula yang berasal dari luar daerah, Kalteng, Kaltim, Pulau Jawa, Sumatera. Bahkan dari Singapura dan Malaysia.

Tren meningkat Berdasarkan informasi dari pengemudi kelotok, selama Ramadhan ini wisata susur Sungai Martapura di wilayah siring sungai Kota Banjarmasin ada mengalami peningkatan, khususnya saat malam Ramadhan saat ini.

"Antara pukul 19.00 Wita hingga pukul 21.00 Wita, penumpang yang ingin melakukan wisata susur sungai cukup banyak setiap malamnya di bulan suci Ramadan ini," ujar seorang pengemudi kelotok, Muhammad.

Dia pun merasa aneh hingga begitu banyaknya para pengunjung di siring sungai yang melakukan wisata susur sungai sekitar sepuluh menit itu. Susur sungai ini menempuh jarak dari siring sungai Jalan Piare Tendean berputar ke Jembatan Pasar Lama dan siring Balaikota Banjarmasin.

"Sampai-sampai kelotok kita tidak ada yang lama-lama 'nganggur' menunggu antrean selama malam Ramadhan ini. Minimal tiga kali giliran mengangkut penumpang setiap malamnya itu," kata warga Basirih, Banjarmasin Utara tersebut.

Padahal, kata Muhammad, sebelum bulan Ramadan, maraknya wisata susur sungai itu hanya pada hari Sabtu dan Minggu, tapi di bulan Ramadan ini hampir setiap hari.

"Makanya dalam hati kita bertegur juga, dari mana orang-orang ini datangnya, sebab bisa dibilang ribuan orang setiap malamnya itu, sebab bisa dihitung ada puluhan kelotok yang setiap berangkatnya itu sekitar 25 orang diangkutnya," katanya.

Namun, dia merasa bersyukur mendapatkan berkah rezeki yang cukup banyak dan dia yakin ini adalah berkah bulan suci Ramadan. "Moga kondisi ini akan terus semarak hingga berakhirnya Ramadan nanti," ujarnya.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Banjarmasin Ikhsan Alhak menyatakan, kelangsungan wisata susur sungai dan wisata di siring sungai Martapura menunjukkan kemajuan setiap waktu.

Dia berpesan agar semuanya menjaga keselamatan, khususnya yang melakukan wisata susur sungai agar tidak berada di atas kapal sebab sangat berbahaya.

"Makanya kita minta juga transportasi wisata sungai agar melengkapi standar keamanan, karena ini penting untuk memastikan semuanya berjalan lancar dan tidak terjadi masalah yang tidak diinginkan," katanya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.