Sukses

Pasang Kawat Berduri di Depan Al Aqsa, Israel Halangi Kegiatan Ramadan Warga Palestina?

Tentara Israel dianggap menghalangi kegiatan warga Palestina di dekat Masjid Al Aqsa.

Liputan6.com, Yerusalem - Polisi Israel dilaporkan telah meletakkan kawat berduri di depan Masjid Al Aqsa, Yerusalem Timur. Tindakan ini dimaksudkan untuk menghalangi para donatur yang menyumbangkan makanan cepat saji gratis selama Ramadan.

Demikian menurut sumber lokal yang dikutip dari Middle East of Monitor, Selasa (5/6/2018).

Koordinator donasi Masjid Al Aqsa, Bassam Abu Libdeh, mengatakan bahwa pasukan Israel telah mendirikan tiga pos pemeriksaan di sepanjang rute yang dilewati truk pengirim makanan untuk sampai ke masjid, menunda masuknya donasi dan memeriksanya.

Ghazi Issa, Direktur Asosiasi Al Aqsa, salah satu lembaga yang melaksanakan beberapa proyek di Yerusalem dan Masjid Al Aqsha menyebut, asosiasinya menjalankan serangkaian proyek selama Ramadan, termasuk menyediakan makanan gratis bagi umat Islam dan mensterilkan halaman masjid.

Sementara itu, jumlah makanan yang disumbangkan bervariasi, disesuaikan dengan situasi umum.

Abu Libdeh mengatakan, stok makanan yang ditawarkan selama sepuluh hari pertama Ramadan mencapai antara 1.500-2.000 bungkus, namun selama sepuluh hari terakhir jumlahnya bisa mencapai 3.000-4.000 bungkus. Sedangkan pada Jumat lalu jumlahnya bisa mencapai hingga 15.000 bungkus.

 

Saksikan vdeo pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Israel Lancarkan Serangan Balasan ke Gaza

Sebelumnya, militer Israel meluncurkan serangkaian serangan udara terhadap posisi Palestina di Gaza. Peristiwa ini terjadi setelah lebih dari 25 roket dan mortir ditembakkan dari Gaza ke Israel selatan pada Selasa, 29 Mei kemarin.

Serangan mortir dari Gaza itu disebut merupakan yang terbesar dalam beberapa tahun terakhir.

Israel membalas serangan tersebut dengan menargetkan lebih dari 35 sasaran milik Hamas dan Jihad Islam, demikian menurut militer Israel, seperti dikutip dari Al Jazeera, Rabu 30 Mei 2018.

Tel Aviv mengklaim bahwa para pejuang Palestina mendalangi serangan mortir ke Israel selatan.

Lewat sebuah pernyataan, sayap bersenjata Hamas dan Jihad Islam menyatakan "tanggapan bersama atas serangan puluhan roket di posisi pendudukan militer ... bahwa kejahatan ini tidak dapat ditoleransi dengan cara apa pun".

Brigade Al-Qassam dan Brigade Al-Quds menyalahkan Israel atas "agresi terhadap rakyat (Palestina)" yang mereka gambarkan sebagai "upaya mengalihkan perhatian dari kejahatan yang dilakukan terhadap warga sipil..."

Ismail Radwan, seorang pejabat Hamas, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa Israel telah meningkatkan ketegangan.

"Eskalasi dari pendudukan zionis ini sangat berbahaya dan penjajah memikul tanggung jawab atas eskalasi ini serta akibatnya," kata Radwan.

"Para penjajah harus tahu bahwa kejahatan akan ditanggapi dengan perlawanan," ia menambahkan.

Sejak 30 Maret, setidaknya 121 warga Palestina yang tidak bersenjata tewas dibunuh oleh pasukan Israel dalam demonstrasi di dekat pagar perbatasan dengan Israel. Aksi protes itu digelar untuk menuntut hak mereka kembali ke rumah dan tanah keluarga mereka yang dirampas oleh Israel.

Para pejabat Israel pada hari Selasa mengatakan bahwa sistem pertahanan udara Iron Dome berhasil mencegat sebagian besar dari 28 roket dan mortir yang ditembakkan ke Israel.

Tidak ada laporan tentang korban tewas di kedua belah pihak. Militer Israel mengatakan, tiga tentaranya mengalami luka ringan.

"Tidak ada negara di dunia ini yang akan atau harus menerima ancaman semacam itu terhadap penduduk sipilnya. Kami juga tidak," kata Emmanuel Nashson, juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.