Sukses

Hindari Berbuka dengan Gorengan Saat Berpuasa, Ini Alasannya

Di balik kelezatannya, kebiasaan memakan gorengan ketika berbuka puasa ternyata berdampak buruk bagi kesehatan tubuh.

Liputan6.com, Jakarta Gorengan mungkin menjadi salah satu cemilan Indonesia yang bertahan dari masa ke masa dan sekarang ini semakin banyak ragamnya. Tidak heran kalau warganet yang sedang berpuasa pun menjadikannya takjil berbuka puasa.

Gorengan sendiri merupakan makanan ringan yang banyak ditemukan di tepi jalan atau berkeliling dengan pikulan dan gerobak. Umumnya di Indonesia bahan-bahan makanan yang dilapisi adonan tepung dan digoreng seperti pisang, tempe, tahu, ubi atau singkong.

Akan tetapi di balik kelezatannya, kebiasaan memakan gorengan ketika berbuka puasa ternyata berdampak buruk bagi kesehatan tubuh. Apalagi jika kebiasaan tersebut rutin kamu lakukan setiap hari selama bulan Ramadan.

Nggak percaya? Yuk simak penjelasannya di bawah ini yang dirangkum dari hellosehat.com, Selasa (22/5).

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Sulit Dicerna

Kandungan lemak dalam minyak yang terdapat pada gorengan membuat gorengan sulit untuk dicerna, terutama ketika gorengan menjadi makanan pertama yang dimakan saat berbuka puasa. Pasalnya ketika perut kosong setelah berpuasa seharian, perut harus mencerna lemak yang ada pada gorengan.

Hal ini membuat saluran pencernaan bekerja lebih keras untuk dapat mencerna lemak tersebut. Sehingga proses untuk mencerna gorengan akan memakan waktu lama serta dapat mengganggu dan menghambat saluran pencernaan untuk mencerna zat gizi lain.

Selain itu, karena gorengan lebih lama untuk dicerna, perut menjadi lebih lama untuk merasa kenyang. Ujungnya, kamu akan terus merasa lapar dan terus menambah gorengan yang kamu makan hingga tidak sadar sudah berapa banyak gorengan yang dimakan. Sulitnya lemak pada gorengan untuk dicerna dan kandungan serat yang sedikit ternyata juga dapat menyebabkan sembelit.

Mengonsumsi gorengan saat berbuka puasa juga bisa merangsang kenaikan asam lambung bagi mereka yang memiliki saluran pencernaan yang sensitif. Hal ini dapat menyebabkan heartburn atau perasaan panad atau terbakar di sekitar perut bagian atas. Kandungan lemak jenuh pada gorengan juga dapat mengakibatkan asam lambung naik.

Jika kamu pernah merasa tenggorokan menjadi gatal setelah mengonsumsi gorengan, hal ini karena adanya kandungan akrolein pada gorengan yang menyebabkan rasa gatal. Akrolein ini terbentuk pada minyak yang sudah dipakai berkali-kali.

 

3 dari 3 halaman

Pemakaian Minyak Goreng Secara Berulang

Sebenarnya faktor utama penyebab gorengan tidak sehat bagi tubuh terletak pada minyak goreng yang digunakan untuk menggorengnya.

Jenis minyak atau lemak yang digunakan untuk menggoreng, cara menggoreng serta sudah berapa kali minyak goreng tersebut dipakai memberi dampak pada kesehatan tubuh. Selain itu jumlah garam yang dipakai pada gorengan juga dapat memberi dampak bagi kesehatan seseorang.

Mengonsumsi gorengan juga mempunyai dampak jangka panjang bagi kesehatan tubuh seseorang. Gorengan dikenal mengandung lemak jahat bagi tubuh seperti lemak jenuh dan lemak trans. Jenis lemak tersebut dapat menumpuk dan menyebabkan pembentukan plak pada arteri di tubuh.

Plak ini dapat menghambat aliran darah dan dapat berkembang menjadi penyebab dari penyakit jantung dan stroke. Bahkan sering makan gorengan juga dapat memicu kanker.

Nah, jadi gimana kamu masih mau sering mengonsumsi gorengan saat berbuka puasa?

Reporter:

Annisa Amalia Hapsari

Sumber: Brilio.net

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.