Sukses

Simak 5 Menu Buka Puasa Favorit di Australia

Hidangan buka puasa ini berasal dari Timur Tengah, Asia Tenggara, India, hingga Eropa Timur.

Liputan6.com, Canberra - Beragamnya latar belakang warga muslim Australia, membuat sajian untuk berbuka puasa pun hadir dalam aneka rasa dan rupa.

Dikutip dari Australian Broadcasting Corporation pada Jumat (17/6/2016), hidangan berbuka puasa di Australia ini berasal dari Timur Tengah, Asia Tenggara, India, hingga Eropa Timur. 

Berikut adalah 5 jenis hidangan berbuka puasa yang cukup populer di Australia:

1. Kurma

Korma. Hidangan buka puasa ini berasal dari Timur Tengah, Asia Tenggara, Anak Benua India, hingga Eropa Timur. (Sumber Austalia Braoadcasting Corporation)

Bagi umat muslim, buka puasa lazimnya dilakukan dengan 2 atau 3 butir kurma dibarengi dengan segelas air atau susu sebelum melakukan shalat.

Tradisi ini untuk menghormati Nabi Muhammad yang berbuka puasa dengan menyantap kurma sebelum shalat Maghrib.

Diana Abdel-Rahman dari Canberra Multicultural Community Forum menjelaskan kepada 666 ABC Canberra bahwa kurma merupakan sumber protein yang baik bagi orang yang tidak makan seharian.

2. Fattoush

Fattoush. Hidangan buka puasa ini berasal dari Timur Tengah, Asia Tenggara, Anak Benua India, hingga Eropa Timur. (Sumber Austalia Braoadcasting Corporation)

Abdel-Rahman, warga kelahiran Australia keturunan Lebanon, mengatakan bahwa Muslim Lebanon lazimnya menyajikan fattoush saat berbuka puasa.

"Fattoush itu serupa dengan tabouli. Bahannya sama, walaupun potongannya tidak terlalu halus. Sebagai pengganti bulgur, biasanya ditabur roti Lebanon yang telah dipanggang."

"Bagi keluarga kami, yang berasal dari Lebanon utara, kami menggunakan molas buah delima dengan minyak zaitun dan sedikit garam."

3. Burek, pita ala Bosnia

Burek. Hidangan buka puasa ini berasal dari Timur Tengah, Asia Tenggara, Anak Benua India, hingga Eropa Timur. (Sumber Austalia Braoadcasting Corporation)

Berbeda dengan pita Yunani atau pide Turki, burek adalah kue berisi kentang atau daging yang digulung menjadi spiral dan kemudian dipanggang di oven.

Ada banyak variasi regional untuk sajian ini, namun begitu Amela Adilovic, seorang migran Bosnia, biasanya menyajikan satu pita daging dan satu pita kentang. Ia membuatnya selama kira-kira 2 jam.

"Setelah saya membuat dan menyajikan untuk 5 atau 6 orang, biasanya ludes dalam waktu 1 jam," katanya. "Rasanya nikmat, sangat enak."

4. Pakora

Pakora. Hidangan buka puasa ini berasal dari Timur Tengah, Asia Tenggara, Anak Benua India, hingga Eropa Timur. (Sumber Austalia Braoadcasting Corporation)

Bersama dengan kari dan samosa, pakora adalah hidangan tambahan yang mengundang selera.

Ada banyak cara untuk membuatnya, tapi resep yang paling lazim adalah kombinasi sayuran cacah halus, misalnya kol, terong, kubis, bawang, mentimun, atau bayam.

Suki Sadik, seorang produser 666 ABC Canberra, mengatakan bahwa sejak beberapa tahun berlalu membuat sajian Ramadan menjadi mudah baginya. Cemilan seperti pakora disajikan bersama dengan kari yang lebih berat.

"Sajian itu adalah jenis karbohidrat yang sempurna karena digoreng celup dan jika dimasak secara sempurna, jadi seperti tempura versi lembut," katanya.

"Saya sangat puas menyantapnya. Baru 20 menit sudah terasa kembung, tapi itulah harga yang harus dibayar."

5. Nasi kerabu

Korma. Hidangan buka puasa ini berasal dari Timur Tengah, Asia Tenggara, Anak Benua India, hingga Eropa Timur. (Sumber Austalia Braoadcasting Corporation)

Nasi kerabu dari Malaysia adalah sajian nasi campur dengan beberapa jenis daging, sayuran, dan bakmi.

Siva Vasudevan, pemilik restoran Malaysian Chapter di Canberra, mengatakan bahwa tampilan warna birunya membuat penasaran.

"Ada banyak warna di dalamnya dan biasanya menjadi favorit di Kelantan, utara Malaysia," kata pria itu.

"Ini memang sajian nasi tapi bisa dibilang seperti salad juga. Orang cenderung meminta ini di kala Ramadan. Tidak selalu tersedia di semua restoran. Hanya pada acara-acara khususlah nasi kerabu ini disajikan," imbuhnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini