Sukses

Walau Puasa, Pria Ini Donor Darah untuk Korban Penembakan Orlando

Mahmoud ElAwadi ingin menunjukkan pada dunia bahwa muslim bukanlah golongan orang suka berbuat kekerasan, dengan cara mendonorkan darah.

Liputan6.com, Orlando - Setelah kejadian penembakan masal yang memakan 49 korban tewas di klub LGBT, Pulse Orlando terjadi, kesedihan masih terlihat menyelimuti orang-orang terdekat korban dan masyarakat AS.

Muslim di seluruh Amerika menunjukkan simpatinya kepada para korban penembakan di Orlando yang menewaskan 50 orang di Klub Pulse .Termasuk seorang warga muslim yang memutuskan untuk menyumbangkan darahnya, untuk menolong puluhan korban luka lainnya.

Dikutip dari Albawaba.com, Rabu (15/6/2016), seorang pemuda muslim bernama Mahmoud ElAwadi, memutuskan untuk donor darah bersama dengan ribuan muslim lainnya.

"Mereka yang terluka di bulan suci Ramadan ini juga manusia. Sebagai seorang muslim, setidaknya aku bisa mendonorkan darahku untuk menolong mereka. Ramadan itu tentang berbagi, menolong mereka yang membutuhkan," kata Mahmoud.

Pria 36 tahun itu juga mengatakan, puasa tidak menjadi alasan baginya untuk tidak menolong sesama manusia.

"Anakku yang berusia 12 tahun mengalami leukemia tiga tahun yang lalu. Banyak orang yang tidak kukenal mendonorkan darah untuknya. Aku tidak tahu apa agama, warna kulit, kewarganegaraan, dan orientasi seksual mereka. Tapi mereka menyelamatkan anakku. Aku hanya melakukan hal yang sama kali ini," kata Mahmoud.

Mahmoud ElAwadi ingin menunjukkan pada dunia bahwa muslim bukanlah golongan orang suka berbuat kekerasan, dengan cara mendonorkan darah (Facebook/Mahmoud ElAwadi).

Mahmoud kemudian memosting foto dirinya saat pengambilan darah dimulai, ke dalam akun Facebook-nya. Foto tersebut mendapatkan banyak komentar dari netizen dan telah dibagikan lebih dari 150.000 kali.

"Kita umat muslim. Agama kita dibajak dan kita tidak melakukan apapun. Kita diam saja, tanpa menunjukkan pada dunia bahwa agama ini pencinta damai. Itulah alasanku mendonorkan darah," kata pemimpin komunitas muslim Orlando itu.

Penembakan Orlando terjadi ketika sekitar 320 orang memadati klub malam Pulse di wilayah Florida pada Minggu, 12 Juni dinihari.

Pada saat kejadian, sekitar 100 orang dilaporkan tengah menikmati malam bertema Latin di klub yang dikenal sebagai tempat berkumpulnya kaum LGBT tersebut.

Polisi yang datang ke lokasi sempat berunding dengan penembak, Omar Mateen, sebelum akhirnya memutuskan menyerbu klub malam itu. Mateen akhirnya tewas dalam adegan baku tembak dengan petugas kepolisian.

Ayah tersangka, Mir Seddique, mengatakan kepada NBC bahwa anaknya akhir-akhir ini menyatakan sentimen anti-gay. Seddique menjelaskan bahwa penembakan tersebut tak ada hubungannya dengan agama.

Menanggapi serangan tersebut, Council on American-Islamic Relations cabang Florida mengeluarkan pernyataan.

"Kami mengutuk serangan mengerikan ini dan secara tulus turut berduka cita untuk keluarga dan kerabat korban, baik yang meninggal maupun terluka. Komunitas Muslim bergabung dengan warga Amerika lain dan menolak siapa atau kelompok apa pun yang mengklaim membenarkan tindak kekerasan mengerikan."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini