Sukses

Arus Mudik dan Balik 2016 Diprediksi Meningkat 100 Persen

Rapat persiapan arus mudik dan balik 2016 digelar di Brebes, Jawa Tengah, yang dihadiri seluruh stakeholder.

Liputan6.com, Brebes - Korlantas Polri bersama Polda Jawa Barat, Polda Jawa Tengah, Kementerian Perhubungan, dan sejumlah instansi terkait lain, menggelar rapat koordinasi mengantisipasi arus mudik, yang biasa terjadi saat Ramadan. Rapat operasi tahunan kali ini digelar di Brebes, Jawa Tengah.

Kakorlantas Polri Brigadir Jenderal Agung Budi Maryoto memprediksi, arus mudik dan balik 2016 akan terjadi peningkatan drastis di jalur darat, khususnya pengguna kendaraan roda dua.

"Prediksi arus mudik tahun ini mengalami peningkatan. Tergantung dari jenis transportasinya. Udara meningkat tujuh persen," kata Agung saat sambutannya dalam rapat, Brebes, Jawa Tengah, Selasa (31/5/2016).

"Darat hasil prediksi khususnya roda dua, meningkat tajam hampir 100 persen dibanding tahun lalu. Ini jadi konsentrasi kita. Mulai arus mudik sampai arus balik," sambung dia.

Agung menjelaskan, rapat koordinasi lintas wilayah itu merupakan langkah memperkuat strategi untuk mengantisipasi arus mudik dan balik.

"Masing-masing tentu sudah melakukan rencana pengamanan dari pengalaman terdahulu. Kan tidak bisa hanya per sektor. Harus koordinasi. Tugas memang beda tapi tujuan sama, meningkatkan keamanan lalu lintas," papar dia.

Hasil koordinasi, kata Agung, Korlantas Polri berkonsentrasi agar tahun ini dapat terwujud arus mudik dan balik yang bebas macet serta nihil kecelakaan.

Dengan begitu, Agung berharap, masyarakat dapat menaruh kepercayaan lebih kepada pemerintah, dalam melindungi dan memberi kenyamanan kepada mereka selaku warga negara.

"Ada dua hal yang signifikan. Pertama, tidak ada macet. Kedua zero accident kendaraan umum," ujar dia.

Agung juga berharap, dalam pelaksanaannya nanti, setiap sektor yang sudah disiagakan ini, segera mengecek dan memahami tugas masing-masing wilayah yang diemban.

"Harapan saya, selesai rapat nanti ada pengecekan daerah rawan macet. Masing-masing sektor harus melakukan rapat selanjutnya. Sesuai nawacita negara. Melayani publik," jelas dia.

"Saat pengecekan trouble spot harus bisa masing-masing mengantisipasi dan berbuat apa. Juga bertanggung jawab ke siapa. Sehingga, jika nanti ada kecelakaan atau hal lainnya, masyarakat bisa melihat bahwa negara hadir untuk mereka," pungkas Agung.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini