Sukses

PKS Bahas Sikap Politik dengan Partai Pendukung Prabowo-Sandi, Apa Hasilnya?

Sebelumnya, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ingin partai koalisi pendukung Prabowo-Sandi pada Pilpres 2019 kompak jadi oposisi.

Liputan6.com, Jakarta - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengaku sudah berkomunikasi dengan partai koalisi pendukung Prabowo-Sandi pada Pilpres 2019. PKS ingin tetap berada di luar pemerintahan dan ingin partai pendukung Prabowo-Sandi mengambil sikap yang sama.

Namun, Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera mengatakan, partai pendukung Prabowo-Sandi lainnya belum membahas secara rinci terkait langkah politik mereka ke depan. Dia mengaku, percakapan eks Koalisi Indonesia Adil Makmur masih pada perkembangan internal masing-masing partai.

"Kalau informal sudah berjalan, tetapi semua partai sedang dalam posisi menjalankan proses internal. Katanya PAN mau rakernas, Demokrat tunggu 10 Juli, semuanya masih berjalan terus," kata Mardani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Selatan, Selasa (2/7/2019).

Meski demikian, PKS terus menjalin komunikasi politik bersama partai pengusung paslon 02. PKS juga tak akan memaksa partai lain tetap menjadi oposisi.

"Kalau dari kami, komunikasi di politik itu hal yang wajar, sehingga belum tentu ketika komunikasi itu akan pindah, tidak. Kalau kita tetap memberikan itu adalah hak, tidak mungkin PKS memaksa yang lain. Tapi saya pribadi, ya sudah, baiknya kita tetap bersama-sama," tutup Mardani.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ingin Kompak Jadi Oposisi

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) kemungkinan akan menjadi oposisi bagi pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin yang dimulai pada Oktober mendatang.

Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera berharap, partai pengusung pasangan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno, tetap bersama-sama sebagai kubu penyeimbang.

"Harapannya sama dengan Gerindra, rekan-rekan PAN, Demokrat, Berkarya yang selama 9-10 bulan sudah membangun chemistry kita lanjutkan, dan ini juga baik," kata Mardani di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (1/7/2019).

Salah satu alasan PKS ingin menjadi oposisi, menurut Mardani, pemilih PKS ingin menjadi bagian antitesa pemerintahan Jokowi.

"Dia ingin menjadi antitesa dari pemerintahan pak Jokowi," ucapnya.

Meski demikian, Mardani mengatakan, tidak akan intervensi terhadap partai lain agar tetap menjadi oposisi. Namun, PKS ingin memanfaatkan ruang publik untuk mempengaruhi partai lainnya.

"Kami bicara di ruang publik, ayo semua rekan-rekan koalisi 02 kita sudah bubar, kita bertransformasi jadi koalisi, kita sama-sama bangun negeri ini walaupun jadi oposisi tapi tetap itu pekerjaan yang mulia," kata Mardani.

Sementara itu, PKS sendiri belum memutuskan akan mendeklarasikan diri sebagai oposisi. "Kalau resminya menunggu musyawarah Majelis Syuro PKS tetapi saya pribadi oposisi kritis dan konstruktif pilihan paling rasional dalam kondisi sekarang," ucapnya.

 

Reporter: Muhammad Genantan Saputra

Sumber: Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.