Sukses

Dewi Dedi, Mekaar, hingga POP Disebut di Debat Pilpres 2019

Saat debat, Jokowi-Ma'ruf Amin kembali mengeluarkan akronim-akronim andalannya, begitu pula Prabowo Subianto-Sandiaga Uno juga turut mengeluarkan akronim.

Liputan6.com, Jakarta - Debat pamungkas Pilpres 2019 yang berlangsung di Hotel Sultan, Jakarta pada Sabtu, 13 April 2019 telah selesai digelar. Kedua pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) sudah menampilkan yang terbaik.

Saat debat, paslon nomor urut 01 Joko Widodo atau Jokowi-Ma'ruf Amin kembali mengeluarkan akronim-akronim andalannya. Tak mau kalah, paslon nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno juga turut mengeluarkan akronim.

Salah satu yang disebut capres Jokowi adalah program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar). Selain itu, pasangannya, Ma'ruf Amin juga menyatakan, pihaknya akan terus membangun dan mengembangkan program Dewi Dedi untuk merealisasi target tersebut.

Sementara itu, cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno menyebut anak muda bangsa yang disebutnya sebagai generasi POP sangat mampu menguasai pasar dunia lewat e-sport.

Berikut akronim-akronim yang disebut Jokowi-Ma'rufAmin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dalam debat pamungkas Pilpres 2019 yang dihimpun Liputan6.com:

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

1. Dewi Dedi

Calon Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyatakan, pihaknya berusaha agar perempuan tidak hanya terlibat aktif di bidang ekonomi politik tapi juga pemerintahan.

Pihaknya sudah melakukan sejumlah pemberdayaan perempuan kredit usaha mikro, bank wakaf di pesantren-pesantren yang ada di Indonesia.

"Nasabahnya adalah 100 persen perempuan," ujar Ma'ruf Amin di acara debat pilpres di Hotel Sultan, Sabtu, 13 April 2019.

Dengan cara ini, ibu-ibu banyak yang tertolong. Pihaknya akan terus membangun dan mengembangkan program Dewi Dedi untuk merealisasi target tersebut.

"Dewi itu desa wisata, Dedi itu desa digital," jelas Ma'ruf Amin.

 

3 dari 4 halaman

2. Mekaar

Capres petahana Jokowi membeberkan sejumlah program pemberdayaan perempuan dalam membangun perekonomian keluarga. Salah satu yang disebut yaitu program Membina EKonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar).

Jokowi mengatakan, melalui program itu, pemerintah dapat langsung memberi akses keuangan ke berbagai masyarakat termasuk kelompok para ibu yang berpotensi menjadi pendukung ekonomi keluarga.

"Program Mekaar ini memberikan pinjaman kepada ibu-ibu, penjual bakso,dan intinya memberikan kemudahan dalam akses pinjaman. pinajamn sekitar Rp 3 juta, Rp 4 juta, kalau lebih dari Rp 10 juta, kita berikan ke KUR (kredit usaha rakyat), dan ini ada pendampingan," ucap Jokowi dalam debat Pilpres kelima di Hotel Sultan, Jakarta.

Jokowi mengatakan saat ini telah ada lebih dari 4,2 juta nasabah. Program ini diharapkan meningkatkan ekonomi untuk kategori masyarakat pra sejahtera. Sekitar 100 persen nasabah Mekaar adalah masyarakat prasejahtera.

Selain program Mekaar, Jokowi juga memamerkan prorgam Bank Wakaf Mikro.

"Bank Wakaf Mikro ini, 90 persen nasabahnya adalah perempuan. Mereka yang kita beri pinjaman miulai dari Rp 900 ribu, sejuta, Rp 2 juta. Kami yakin program ini mampu membangun perekonomian mikro keluarga," ucap dia.

 

4 dari 4 halaman

3. POP

Calon Wakil Presiden 02 Sandiaga Uno menjawab pertanyaan Calon Presiden 01 Joko Widodo terkait upaya pengembangan ekonomi digital electronic sport atau e-sport lewat game salah satunya Mobile Legend.

Menurutnya, anak muda bangsa yang disebutnya sebagai generasi POP sangat mampu menguasai pasar dunia lewat e-sport.

"Milenial kita ini hebat-hebat sekali. Mereka menanamkan sikap yang optimis sekali. Mereka yang saya sebut Generasi POP. Produktif, optimis, dan Positif," tutur Sandiaga dalam debat Pilpres 2019 di Hotel Sultan, Jakarta.

Mereka harus mendapatkan wadah dan fasilitas dari pemerintah. Sebab itu, lewat program yang disiapkan yakni 'Rumah Siap Kerja', mereka dapat maksimal menjadi juara yang membanggakan negara dan bahkan menciptakan wadah e-sport yang digandrungi dalam skala internasional.

"Tugas pemerintah membuka lapangan kerja seluas-luasnya. Jangan sampai Indonesia hanya fokus diserbu produk-produk impor khususnya e-sport," jelas dia.

Namun begitu, e-sport juga akan tetap diperhatikan agar dapat tetap menghasilkan efek positif.

"Kita akan kerja sama dengan Rumah Siap Kerja, kita akan buat agar punya juara dunia e-sport tapi jangan sampai mempengaruhi perkembangan generasi kita dalam akhlakul karimah," Sandiaga menandaskan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.