Sukses

Bawaslu Proses Dugaan Kampanye Terselubung Menristekdikti

Dugaan kampanye terselubung muncul saat kuliah umum tentang Kebijakan Kementerian Menghadapi Era Revolusi Industri 4.0 di Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir diduga mengkampanyekan pasangan capres-cawapres nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf.

Dugaan itu muncul saat kuliah umum tentang Kebijakan Kementerian Menghadapi Era Revolusi Industri 4.0 di Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur.

Menanggapi hal itu, Komisioner Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Mohamad Afifudin mengatakan pihaknya telah memproses adanya dugaan pelanggaran tersebut.

Proses itu dilakukan berdasarkan kiriman video Nasir saat memberikan kuliah umum di Brawijaya yang diterima Bawaslu pada 28 Maret lalu. 

"Diproses di Jawa Timur kan, lagi ditangani di Jawa Timur," kata Afif di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta Pusat, Senin (8/4/2019).

Sebelumnya Menristekdikti, M Nasir diduga melakukan kampanye terselubung saat menyapaikan kuliah umum di Universitas Brawijaya.Dalam kuliahnya Nasir meminta mahasiswa untuk mengakses barcode dilayar silde.

Namun ternyata, barcode tersebut menuju ke sebuah website dengan hebatdikti.com/indeks.html, yang diduga di dalamnya memuat capaian-capaian Jokowi selama menjabat sebagai Presiden. Bahkan di website tersebut terdapat tagar 2019 pilih Jokowi. 

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bantahan Menteri Nasir

Nasir sebelumnya membantah tudingan dirinya melakukan kampanye terselubung saat memberikan kuliah umum di Universitas Brawijaya (UB) Malang, 27 Maret lalu.

"Hanya hanya menyampaikan capaian kerja Presiden Jokowi, dalam hal ini capaian kinerja empat tahun, itu saja. Itu jadi tugas pemerintah, jadi bukan urusan kampanye. Kami tidak ada urusan," ujar Nasir kepada Surya usai menyampaikan kuliah umum di Universitas Jember (Unej), Minggu (7/4/2019).

Dia menegaskan kalau dirinya menjelaskan capaian pembangunan di era kepemimpinan Jokowi - Jusuf Kalla selama empat tahun terakhir.Meskipun dilaporkan oleh BEM UB ke Bawaslu Kota Malang, dirinya tidak pernah dipanggil Bawaslu.

"Tidak ada, ngapain wong tidak ada kampanye," tegasnya.

Dia menambahkan, jika kampus harus bersikap netral dalam selama proses Pemilu. Tentang netralitas kampus atau perguruan tinggi ini beberapa kali dia lontarkan, termasuk saat mengunjungi Unej.

 

Reporter: Sania Mashabi

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.