Sukses

Fahri Hamzah Prediksi Pileg Gagal karena Pemilih Fokus Pilpres

Menurut Fahri, beralihnya pandangan masyarakat terhadap pileg disebabkan KPU terlalu sibuk dengan pilpres.

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah memprediksi pelaksanaan Pemilu 2019 akan gagal. Dia memprediksi bahwa masyarakat pada 17 April nanti hanya akan mencoblos pasangan capres-cawapres sementara calon anggota legislatif diabaikan.

"Sebab jelas sekarang ini secara kasat mata pileg pilpres secara bersamaan ini gagal, terutama bagi pilegnya gitu," ujar Fahri di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (5/4/2019).

"Ada dugaan saya, malah orang tuh jadinya cuma milih presiden. Calegnya dia males saja. Kan itu ada itu ada lima kartu (surat suara). Bisa-bisa begitu karena kan orang 'apa pentingnya gitu kan'," sambungnya.

Menurut Fahri, beralihnya pandangan masyarakat terhadap pileg disebabkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) terlalu sibuk dengan pilpres. Sehingga, masyarakat berpikir pilpres lebih utama ketimbang pileg.

"Sehingga begitu masuk kepada masa kampanye intensif, orang fokus dong kepada presiden. Orang presiden memang lebih berfungsi kok daripada sistem presidensil," ucapnya.

"Seperti kita sekarang ini kan presidennya lebih berfungsi, anggota DPR-nya malah ada tidur aja nggak ketahuan ada kok. Maka orang akhirnya fokus kesitu (Pilpres)," lanjut Fahri.

 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Harus Ada Evaluasi

Maka dari itu, inisator Gerakan Arah Baru Indonesia (Garbi) ini meminta KPU segera mewaspadai adanya potensi pengabaian masyarakat kepada pileg. Menurutnya, pihak penyelenggara mesti melakukan evaluasi secara menyeluruh.

"Jadi kalau saya sih harusnya dibikin sekuen saja kayak dulu tetapi sistemnya tuh dibikin distrik supaya masyarakat lebih mengerti," tuturnya.

"Harus diwaspadai efek itu sehingga betul-betul itu nggak sia-sia dan berharap sekali saya kira ini harus dievaluasi secara mendasar," tandas Fahri.

 

Reporter: Muhammad Genantan Saputra

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.