Sukses

Deddy Mizwar: Jangankan Jokowi, Nabi Saja Difitnah

Deddy Mizwar menilai hoaks yang menyerang Jokowi bukan terjadi dengan sendirinya melainkan direncanakan.

Liputan6.com, Jakarta - Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin kembali menggelar acara Gerakan Tangkal Fitnah (Hoaks). Dalam kesempatan ini, hadir sejumlah pembicara dan salah satunya Juru Bicara TKN Jokowi-Ma'ruf, Deddy Mizwar.

Deddy menyampaikan berbagai fitnah yang kerap menyasar Jokowi dan bahkan Ma'ruf Amin. Jokowi, kata dia, diserang fitnah dan hoaks selama 4,5 tahun terkahir.

"Jangankan Pak Jokowi, Nabi saja difitnah, apalagi Pak Jokowi," kata dia di Rumah Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (4/4/2019).

Menyikapi fitnah yang menyerang, Deddy mengatakan Jokowi kerap memilih diam. Jokowi, kata dia, telah 4,5 tahun diam dengan segala berita hoaks yang dialamatkan padanya. Dia pun membandingkan bagaimana reaksi Jokowi dan Nabi Muhammad dalam menyikapi fitnah.

"Pak Jokowi 4,5 tahun diam. Kalau Rasulullah SAW menunggu wahyu. Rasulullah SAW manusia yang paling sempurna di bumi ini menunggu beberapa hari turunnya wahyu untuk menjawab hoaks," ujar mantan Wagub Jawa Barat ini.

Dia mengatakan, pihaknya yang membuat dan menyebarkan hoaks adalah orang-orang fasik atau orang yang suka membuat kerusakan. "Orang yang buat fitnah adalah kalangan kaum fasik. Mungkin dia beriman tapi masuk kalangan kaum fasik, kaum yang merusak," kata dia.

Menurut Deddy, iman adalah salah satu cara menangkal hoaks. Hal ini juga sejalan dengan sila pertama Pancasila; Ketuhanan Yang Maha Esa. Dia pun menyayangkan warga negara Indonesia yang berpedoman pada Pancasila namun suka menyebar hoaks.

"Untuk sebuah kekuasaan yang merupakan amanah mencapainya harus dengan fitnah. Cara meraihnya sudah bikin dosa. Belum tentu menang tapi sudah bikin dosa. Mudahan ada umur untuk bertobat," ungkap Deddy.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Hoaks Direncanakan

Kubu pasangan capres-cawapres nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf mencatat masih ada ratusan berita hoaks yang menyerang pasangan Jokowi-Ma'ruf menjelang Pilpres 2019. Hoaks ini diprediksi akan semakin meningkat menjelang pencoblosan pada tanggal 17 April mendatang.

Menurut Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Deddy Mizwar, hoaks yang menyerang pasangan 01 bukan terjadi dengan sendirinya melainkan direncanakan. 

"Menarik mengamati bagaimana hoaks tumbuh berkembang secara masif, terstruktur dan berulang-ulang," ujarnya.

"Jadi ini kalau kita lihat ada sesuatu yang direncanakan. Ini tidak terjadi dengan sendirinya, tapi direncanakan," lanjutn dia.

Mantan Wagub Jawa Barat ini tidak menyebut secara gamblang siapa yang merencanakan berbagai serangan hoaks ini. Namun dalam kesempatan itu dia mempertanyakan akan jadi apa negara Indonesia jika dibangun oleh penguasa yang menggunakan hoaks dalam meraih kekuasaan.

"Apakah negara ini akan dibangun oleh penguasa yang nantinya akan mengembangkan hoaks dalam bernegara? Bagaimana jadinya jika negara dibangun dengan kekuatan fitnah?," kata dia.

Menurutnya teori propaganda yang berkembang di Rusia dan Amerika Serikat saat Pemilu telah masuk ke Indonesia. Namun menurutnya tak terlalu berpengaruh karena masyarakat Indonesia terkenal dengan religiusitasnya. Sehingga yang bisa terpengaruh berita hoaks hanya sebagian dan jumlahnya tidak besar.

Deddy mengatakan, membalas hoaks dengan hoaks juga bukanlah hal yang bijak. Pihaknya lebih memilih membalas serangan hoaks dengan mengungkapkan kebenaran.

"Tapi banyak yang takut mengungkapkan sebenarnya karena takut dibully. Tapi kalau dibiarkan, relakah kita negara dibangun dengan hoaks? Nanti rakyat yang berseberangan dengan kekuasaan akan difitnah. Negara seperti apa jadinya ke depan? Saya tidak bisa bayangkan," Deddy memungkasi.

 

Reporter: Hari Ariyanti

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.