Sukses

Gerindra: Ahok Jadi Bukti Prabowo Berideologi Pancasila

Gerindra menegaskan ideologi Prabowo Subianto adalah Pancasila dibuktikan dengan pernah mengusung Ahok sebagai calon wakil gubernur DKI.

Liputan6.com, Jakarta - Calon Presiden nomor urut 01 Jokowi kembali berhadapan dengan Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto dalam debat keempat Pilpres 2019, Sabtu (30/3/2019). Salah satu tema yang akan diangkat dalam debat ini adalah soal ideologi.

Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi menyatakan, Prabowo telah siap mengikuti debat capres malam ini. Terkait ideologi, Prabowo diklaim sangat Pancasilais.

"Insyaallah kalau bicara ideologi tidak diragukan lagi. Pak Prabowo ideologinya tentu Pancasila," jelas Juru Debat BPN M Riza Patria.

Riza mengatakan, Prabowo hidup di lingkungan dinas militer dari Sabang sampai Merauke sejak umur 18 tahun. Mantan Danjen Kopassus itu mempertaruhkan jiwa raganya untuk kepentingan bangsa.

Riza juga menyinggung Ahok yang pernah diusung Gerindra sebagai calon wakil gubernur DKI Jakarta pada 2012. Itulah salah satu bukti Prabowo telah menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam hidupnya.

"Jadi kalau tanya Pancasila-nya Pak Prabowo Subianto tidak diragukan lagi. Kalau orang baru bicara Bhinneka Tunggal Ika, Pak Prabowo membuktikan (dengan) menghadirkan Ahok yang dari etnis tertentu, dari agama tertentu yang bukan mayoritas sebagai calon wakil gubernur. Jadi Pak Prabowo adalah seorang Pancasila," jelasnya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tolak Radikalisme

"Pak Prabowo adalah Pancasilais. Ketika diserang, dihina, dihujat, difitnah tidak melawan. Justru membalas dengan kebaikan. Itulah butir-butir Pancasila yang betul-betul diimplementasikan oleh beliau," lanjutnya.

Dia juga membantah pernyataan AM Hendropriyono yang mengatakan Pemilu tahun ini adalah pertarungan ideologi Pancasila versus khilafah. Prabowo, kata dia, menolak berbagai aliran yang tak sesuai dengan Pancasila.

"Entah itu aliran terorisme, ISIS dan radikalisme termasuk juga komunis yang terus menjadi bahaya laten. Apalagi di beberapa tempat bangkitnya komunisme. Tentunya beliau sebagai Pancasilais menolak komunis di Indonesia," Riza memungkasi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.