Sukses

Sandiaga Uno: Pendidikan Tak Hanya Bentuk Masyarakat Cerdas, tapi Berakhlak

Sandiaga mengatakan, tugas negara tidak hanya membangun masyarakat yang cerdas dan pintar, tapi membangun pendidikan berkualitas.

Liputan6.com, Jakarta - Cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno menjawab pertanyaan cawapres nomor urut 01 Ma'ruf Amin terkait anggaran penggunaan anggaran pendidikan dari pemerintah pusat  yang disalurkan ke daerah sebanyak 60 persen.

Menjawab pertanyaan itu, Sandiaga bercerita Mengenai kebijakan Kartu Jakarta Pintar Plus yang dia buat saat masih menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta.

"Di Pemprov DKI, kami punya anggaran cukup, kami punya KJS plus, dimana bukan hanya sistem pendidikan yg di-cover, tapi ditambah dengan memberi asupan makanan yang lebih baik. Banyak bila kita mencari instumen pendidikan," ucap Sandiaga Uno dalam debat cawapres di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/3/2019). 

Sandiaga Uno mengatakan, tugas negara tidak hanya membangun masyarakat yang cerdas dan pintar, tapi membangun pendidikan berkualitas dengan membentuk mmasyarakat yang berakhlak baik dan santun.

"Pendidkan bukan hanya mendidik masyarakat cerdas, tapi memiliki karakter kuat berakhlak karimah," ucap dia.

Sandiaga mengatakan, semua masyarakat berhak mendapatkan pendidikan berkualitas. Karena itu, dia mengaku akan membuat pendidikan berkarakter baik.

"Peserta didik punya kesempatan, mendapat pendidikan berkualitas dan kesempatan kerja, ini jadi kesempatan kualitas menjadikan indonesia menang," ucap dia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Debat Tema Pendidikan Kesehatan

Debat ketiga Pilpres 2019 di gelar di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/3/2019). Debat kali ini hanya menampilkan calon wakil presiden (cawapres), Ma'ruf Amin dan Sandiaga Uno.

Pada debat Cawapres ini, tema yang diangkat soal Pendidikan, Kesehatan, Ketenagakerjaan, Sosial, dan Kebudayaan. Tak seperti dua debat sebelumnya, pada debat cawapres akan ada beberapa perbedaan.

Hal ini memang sengaja dilakukan Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk memperbaiki kekurangan pada debat-debat sebelumnya. Salah satunya adalah pembentukan Komite Damai yang baru muncul pada debat ketiga Pilpres 2019 nanti.

Selain itu, format debat juga berubah dan jumlah penonton yang hadir akan berkurang.

 

Saksikan Video PIlihan Berikut Ini: 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.