Sukses

Kubu Prabowo Kritik Istilah Perang Total yang Digunakan Timses Jokowi

Ferdinand menilai, istilah ‘perang total’ Moeldoko menunjukan kubu Jokowi -Ma'ruf akan menghalalkan segala cara demi meraih kemenangan.

Liputan6.com, Jakarta - Kubu Prabowo- Sandiaga Uno mengkritik istilah ‘perang total’ yang digunakan oleh Wakil Ketua Tim Kampanye Basional (TKN) Jokowi-Ma’ruf Amin Moeldoko saat menyinggung persiapan menghadapi Pilpres, April 2019 mendatang. 

Politikus Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean menilai, istilah ‘perang total’ yang digunakan Moeldoko menunjukkan bahwa kubu petahana dalam kondisi tertekan.

"Pernyataan perang total merupakan pernyataan dari pihak yang sadar dirinya kalah dan tertekan. Pilihan satu satunya adalah perang total hingga mati, karena jalan mundur tidak ada,” kata Ferdinand di Jakarta, Rabu (27/2/2019).

Politikus Demokrat ini mengartikan istilah ‘perang total’ Moeldoko menunjukan kubu Jokowi -Ma'ruf akan menghalalkan segala cara demi meraih kemenangan.

"Menghalalkan segala cara yang penting bisa keluar dari kekalahan. Upaya terakhir menyelematkan diri meski kita tahu itu tidak akan berhasil," ucap Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi itu. 

Ferdinand juga berpendapat, pernyataan Moeldoko tersebut bermuatan provokatif yang malah membuat masyarakat bawah berkonflik. "Dampak dari pernyataan ini bisa membuat gesekan dan konflik dibawah akan semakin besar potensinya terjadi,” tukas dia. 

Sementara itu, Sekjen Partai Gerindra, Fadli Zon mengkritik istilah perang total yang diucapkan Moeldoko. Dia menyebut bahwa istilah itu justru diciptakan oleh salah satu tokoh terkemuka dalam Perang Dunia II.

"Istilah itu dimulai oleh Joseph Goebbels, tangan kanan Hitler dari Partai Nazi," kata Fadli.

Fadli menuturkan, dalam kampanye perang pada 1943, Jerman hampir kalah. Lalu muncullah istilah perang total tersebut sebagai bagian dari propaganda dan usaha mengeluarkan seluruh daya upaya, apapun yang tersisa dari kekuatan Partai Nazi.

Menurutnya, pernyataan perang total dari Moeldoko tidak bisa dipisahkan dari muatan politk. Apalagi yang mengucapkan adalah seorang jenderal purnawirawan.

"Kata, istilah yang mungkin kurang tepat, kecuali mungkin sudah kepepet. Jerman mau kalah, dia menggunakan segala sumber daya. Apakah keadaan 01 sudah sangat kepepet sehingga menyatakan perang total?" sentil Fadli.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Penjelasan Moeldoko

Sebelumnya, Moeldoko menyebut pihaknya tengah bersiap untuk perang total. Istilah itu diartikan sebagai strategi.

"Kita menyebutnya dengan istilah perang total. Di mana hal-hal yang kita kenali adalah menentukan center of gravity dari sebuah pertempuran itu. Kita sudah memiliki center of gravity itu, sehingga kita tahu harus bagaimana setelah mengenali center of gravity itu," ucap Moeldoko di Kebon Sirih, Jakarta, Rabu, 13 Februari 2019. 

Selain itu, lanjut dia, konsep yang akan dikedepankan adalah akan selalu mendahului. "Kita tidak mau fotocopy. Jadi yang kita lakukan adalah betul-betul sesuatu yang baru dan kita tidak mau mengikuti apalagi fotocopy," jelas Moeldoko.

Strategi-strategi tersebut akan dijalankan oleh semua komponen dari kekuatan TKN Jokowi-Ma'ruf. Mereka pun akan memastikan semuanya terlaksana dengan baik, terkontrol, dan akan ada evaluasi berkala. 

Namun, setiap daerah akan menggunakan metode yang berbeda sesuai dengan isu di tingkat lokal.

"Bukan lagi potensi (kekuatan) tapi kita menuju kepada kekuatan, kita kenali semua target-target, strategi yang kita terapkan dengan isu lokal, tidak harus terkonsentrasi, tapi karakteristik daerah memiliki karakter yang berbeda," tukas dia. 

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:  

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.