Sukses

PDIP: Hoaks Tak Hanya Serang Jokowi, Tapi Juga Kredibilitas Pemilu

Budiman mengatakan, informasi menyesatkan dengan tujuan tertentu memang didesain dengan menggabungkan kecanggihan teknologi informasi dengan psikologi.

Liputan6.com, Jakarta - Juru Bicara Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Amin, Budiman Sudjatmiko memprediksi, penyebaran informasi menyesatkan atau berita bohong alias hoaks yang menyerang pasangan calon nomor urut 01 bakal semakin masif mendekati hari H Pemilu.

"Untuk itu, sangat penting upaya meningkatkan gerakan menangkal hoaks yang membodohi dan membahayakan persatuan masyarakat," kata Budiman di Jakarta Kamis, 21 Februari 2019.

Politikus PDIP itu mengatakan, hoaks memiliki pola terstruktur, diulang-ulang, dan mengaduk-aduk emosi serta kepercayaan seseorang.

Sebab, informasi menyesatkan dengan tujuan tertentu memang didesain dengan menggabungkan kecanggihan teknologi informasi dengan psikologi.

Dia menyebut Cambridge Analitycal telah memetakan tipe-tipe seseorang melalui data-data yang diperolehnya tidak hanya dari Facebook, namun juga dari akun Twitter.

Dengan pemetaan tersebut, maka penggunaan hoaks dapat disesuaikan sehingga dapat mencapai sasaran.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Serang Kredibilitas Pemilu

Aktivis Gerakan Tangkal Hoaks Dini Purwono mengatakan, berdasarkan riset 75 persen masyarakat sulit membedakan mana yang hoaks mana yang fakta. Hal ini karena semakin banyak produksi hoaks yang disebarkan dengan menggabungkan fakta-fakta yang ada.

Namun demikian, fakta-fakta tersebut diberi narasi yang menyesatkan, informasinya dipelintir, maupun juga disembunyikan sebagian faktanya.

Hoaks kini juga tidak saja menyerang Jokowi-Ma'ruf Amin, namun juga menyerang kredibilitas pemilu dan penyelenggaraannya.

Untuk menangkal hoaks tersebut, pihaknya terus melakukan upaya mitigasi bersama masyarakat. Di antaranya dengan memberikan cap atau stempel hoaks atau fitnah terhadap selebaran-selebaran yang tidak benar. Dengan stempel tersebut diharapkan masyarakat menyadari bahwa informasi tersebut tidak benar.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.