Sukses

Keluarga Dua Korban Tragedi Trisakti Dukung Jokowi

Jokowi dinilai cukup perhatian dengan keluarga korban tragedi Trisakti.

Liputan6.com, Jakarta - Keluarga korban tewas tragedi Trisakti 1998 menyambangi Kantor Media Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin di Jalan Cemara, Menteng, Jakarta Pusat. Kedatangan mereka untuk menyamoaikan dukungan di Pilpres.

Ada tiga pihak keluarga yang datang ke lokasi. Mereka adalah Lasmiati yang merupakan ibu dari Heri Hertanto, Karsiah yakni Ibu dari Hendriawan Sie, dan kakak dari Hafidin Royan bernama Huda Nurjanti.

Sementara pihak keluarga dari korban penembakan 12 Mei 1998 atas nama Elang Mulia Lesmana tidak turut hadir.

Bersama dengan Alumni Trisakti yang juga datang ke Kantor Media TKN Jokowi-Ma'ruf, dua orangtua korban yakni Lasmiati dan Karsiah menyatakan dukungannya kepada Jokowi.

Lasmiati menyampaikan, dia yakin Jokowi dapat menyelesaikan masalah tersebut di periode selanjutnya.

"Saya yakin Pak Jokowi akan menyelesaikan masalah ini dengan adil. Saya berharap periode kedua ini Pak Jokowi bisa menyelesaikannya. Soalnya presiden-presiden sebelumnya belum bisa menyelesaikan," tutur Lasmiati.

Menurutnya, Jokowi tidak terlibat dengan permasalahan tragedi Trisakti 1998. Dia mendoakan agar Jokowi terpilih kembali dan dapat menuntaskan kasus tersebut. 

"Paling tidak kita minta diakuin saja anak kita itu ditembak oleh negara. Negara bertanggung jawab aja lah, jadi nggak berlarut-larut. Ke depannya masih ada kasus yang diselesaikan," kata Lasmiati.

Ibu dari Hendriawan Sie, Karsiah menambahkan, Jokowi cukup perhatian dengan keluarga korban Tragedi Trisakti. Beberapa kali ada undangan ke Istana Negara untuk bertemu secara langsung tanpa diminta.

"Pak Jokowi ini Presiden yang paling berani. Biarlah orang yang membunuh anak saya tertawa, dan yang dibunuh tersenyum. Mereka masih punya keluarga, masih punya sanak saudara‎," kata Karsiah.

Lain halnya dengan Huda Nurjanti, kakak dari Hafidin Royan. Dia menegaskan bahwa kehadirannya ke TKN Jokowi-Ma'ruf bukan sebagai langkah dukungan.

"Saya tidak pernah mengatakan mendukung Pak Jokowi. Saya datang ke sini mewakili keluarga korban. Jadi saya tidak akan membawa-bawa soal politik. Saya hanya membawa kasus adik saya saja. Saya tidak bilang mendukung kubu sebelah, kubu tetangga, atau kubu orang lain, saya nggak bilang," terang Huda.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Minta Negara Usut

Huda menyatakan, kedatangannya ke TKN Jokowi-Ma'ruf menjadi bentuk perjuangannya mencari keadilan. Dia ingin kasus Tragedi Trisakti 1998 tuntas.

Negara juga diminta menghadirkan siapa sebenarnya yang bertanggung jawab atas penembakan para mahasiswa.

"Kami selalu dari awal sampai sekarang menuntut kejelasan siapa yang bertanggung jawab. Bukan pelaku, tapi penanggung jawab. Jadi yang bertanggung jawab terhadap penembakan itu siapa,” ujar dia.

Dia menilai, diundangnya para keluarga ke Istana Negara sudah menjadi rutinitas sejak Presiden BJ Habibie menggantikan Soeharto. Upaya menjadikan empat korban sebagai pahlawan reformasi pun bukanlah inisiatif Jokowi.

"Bukan pemerintah yang mengambil jalan itu, tapi kami yang berusaha memanuver bagaimana mendapatkan pengakuan itu," kata Huda.

Lebih lanjut, pengakuan korban tewas sebagai pahlawan reformasi pun belum ada. Prosesnya dimulai pada 2018 dan sampai sekarang belum ada pernyataan resminya dari pemerintah.

"Cukup itu artinya sudah selesai, sudah keluar SK. Pengakuan. Sekarang baru sampai tahap pengumpulan data. Dari situ belum ada kemajuan lagi," Huda menandaskan.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.