Sukses

Ganjar Pranowo: Markas Timses Prabowo di Solo Tidak Hidup, Sepi

Menurutnya, kehadiran markas baru itu membangkitkan semangat PDI untuk berpolitik. Ganjar menilai, moncong putih akan memenangkan Jokowi-Ma'ruf.

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan, markas Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi yang pindah ke Solo tak ramai orang. Kader PDIP itu menyebut markas baru BPN itu tidak hidup.

"Loh markasnya saja tidak hidup, sepi. Anda pernah lihat enggak?" kata Ganjar kepada wartawan di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Jumat (8/2/2019).

Menurut dia, kehadiran markas baru itu membangkitkan semangat PDIP untuk berpolitik. Ganjar menilai, moncong putih akan memenangkan Jokowi-Ma'ruf.

"Markas itu membangunkan banteng tidur," ujar Ganjar.

Hal tersebut berkaitan dengan penurunan elektabilitas paslon nomor urut 01 di wilayah kekuasaan Ganjar, Jawa Tengah. Dia tak mengambil pusing dengan penurunan tersebut.

"Ya tinggal dinaikkan lagi, kok repot toh," lanjut Ganjar Pranowo.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo pernah membeberkan hasil survei elektabilitas oleh timnya di Jawa Tengah. Dia mengaku mengalami penurunan sebanyak 2 persen, namun saat ini sudah naik lagi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bukan Satu-Satunya Tempat

Calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Salahuddin Uno berencana mengikuti rapat besar di Solo, Jawa Tengah, hari ini Jumat (8/2/2019). Rapat besar tersebut rencananya digelar di kantor Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi di Solo.

Sandiaga menuturkan, Solo bukan satu-satunya tempat yang dipilih untuk rapat besar bersama timses. Ada banyak daerah yang dipilih untuk rapat sekaligus menyapa masyarakat.

"Kemarin ini kan Semarang awalnya, sekarang di Solo. Jadi kita pindah-pindah. Kita ingin mendukung pariwisata Solo juga," ucap Sandiaga saat olah raga pagi di Lapangan Tenis Bulungan, Jakarta Selatan.

Sandiaga menampik pemilihan Kota Solo dan Semarang untuk rapat sebagai bentuk upaya menduduki Jawa Tengah sebagai lumbung suara di Pilpres mendatang. Menurut dia, daerah di Indonesia tidak bisa dikotak-kotakkan dalam urusan politik.

"Enggak ada. Jawa Tengah milik orang Jawa Tengah. Jawa Barat milik orang Jawa Barat. Tidak ada mengklaim-mengklaim seperti itu. Saya datang disambut meriah oleh pendukung, maupun yang tidak mendukung. Lihat aja sendiri video-video mereka dengan suka citanya bergembiranya menyambut kehadiran kita," tuturnya. 

(Rifqi Aufal Sutisna)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.