Sukses

Ma'ruf Amin: Pesantren Bukan Bengkel Anak-Anak Nakal

Pondok pesantren, menurut Ma'ruf, harusnya diisi oleh anak-anak pintar dan berprestasi.

Liputan6.com, Demak - Cawapres nomor urut 01, Ma'ruf Amin ingin mengubah stigma pondok pesantren sebagai tempat memperbaiki atau bengkel bagi anak nakal. Sebaliknya, Ma'ruf ingin calon santri adalah mereka yang baik dan berprestasi.

"Ada (stigma) yang kelewatan, anak yang sudah tidak bisa urus, rapornya merah terus, lalu dititipkan saja di pesantren. Akhirnya pesantren tempat bengkel anak-anak nakal, jangan begitu," kata Ma'ruf Amin di Pondok Pesantren Al Hidayat Krasak Temuroso Guntur, Demak, Jawa Tengah, Selasa (5/2/2019).

Pondok pesantren, menurut Ma'ruf, harusnya diisi oleh anak-anak pintar dan berprestasi. Mereka yang dikirimkan orangtuanya ke pondok, diyakini akan menjadi pemimpin umat dan ulama.

"Jadi yang dikirim ke pesantren itu anak pinter, kiai itu pintar, karena akan membimbing umat," jelas Ma'ruf.

Karenanya, Mustasyar PBNU ini menyarankan minimal satu anak dari sebuah keluarga, bisa dimasukkan ke pondok pesantren. Sehingga, Indonesia memiliki pemimpin bangsa depan yang sesuai dengan nafas keumatan.

"Mari kita dukung upaya-upaya para ulama mendirikan pesantren, termasuk mengirim anaknya ke pesantren. Saya setuju sekali dengan gerakan ayo mondok ini," Ma'ruf memungkasi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Safari Politik ke Jateng

Calon wakil presiden nomor urut 01 Ma'ruf Amin melanjutkan safari politik ke Semarang, Jawa Tengah, Senin, 4 Januari 2019. Pondok Pesantren Bugen Al-Itqon, Tlogosari, menjadi tempat pertama persinggahan mustasyar PBNU ini.

Pantauan di lokasi, Ma'ruf Amin, tiba pukul 09.00 WIB. Kedatangannya langsung disambut antusias para santri. Lewat kamera ponsel mereka, momen kedatangan pasangan Jokowi dalam Pilpres 2019 ini dielukan.

Pimpinan Ponpes Al-Itqon KH Harits Shodaqoh yang sudah menanti bersama para kiai setempat, langsung mengajak Ketum MUI ini singgah di ruang penyambutan sebelum memasuki aula untuk memberi kata sambutan.

Seperti kedatangan Ma'ruf Amin pada umumnya, lagu kebangsaan Indonesia dan "Ya Lal Wathon" langsung bergema secara bergantian, sebelum dilanjutkan kata sambutan.

"Kami merasa syukur dan alhamdulilan kedatangan Pak Kiai dan rombongan. Harapan besar kami kedatangan kiai dan rombongan menjadi berkah, amin," kata Harits di lokasi, Senin, 4 Januari 2019.

Harits bercerita, tradisi di sebuah pesantren adalah manut (menurut/mengikut) dengan kiainya. Karenanya, kehadiran Ma'ruf Amin sebagai calon wakil presiden adalah sebuah barokah tersendiri dirasakan kalangan santri.

"Kehadiran kiai di pemerintah betul jadi angin segar, perhatian pemerintah saat ini terhadap pesantren sangat bagus sekali, kami sangat antusias," ujar Harits.

Karenanya, Harits berharap jika Ma'ruf terpilih kelak kehadirannya di dalam struktural pemerintahan bisa lebih berkontribusi bagi kemajuan pesantren di Indonesia.

"Jadi lebih kalau Mbah Kiai ada di pemerintahan, lebih konkret lagi pastinya, amin yarabbal alamin," ucap Harits.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.