Sukses

Cara Jokowi-Ma'ruf Tangkal Serangan Prabowo-Sandiaga Soal Maraknya OTT KPK

Tim pakar debat bidang hukum Jokowi-Ma'ruf, Yusril Ihza Mahendra, mengatakan, pihaknya sudah mengatasi serangan tersebut, jika isu OTT KPK dikeluarkan oleh kubu paslon nomor urut 02.

Liputan6.com, Jakarta Maraknya Operasi Tangkap Tangan (OTT) yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), disinyalir akan digunakan sebagai salah satu senjata Prabowo-Sandiaga untuk menghadapi Jokowi-Ma'ruf, di debat perdana Pilpres.

Tim pakar debat bidang hukum Jokowi-Ma'ruf, Yusril Ihza Mahendra, mengatakan, pihaknya sudah mengatasi serangan tersebut, jika isu dikeluarkan oleh kubu paslon nomor urut 02.

Hal ini disampaikannya saat melakukan simulasi dengan Jokowi-Ma'ruf di Jakarta Theater. Dimana isu korupsi, sebagai salah satu tema, dibahas bersama dengan tim.

"Kalau ditanya, kenapa sekarang terjadi banyak OTT pada masa Pak Jokowi, di masa lalu pun OTT sudah banyak," ucap Yusril di lokasi, Rabu 16 Januari 2019.

Selain itu, masih kata dia, komisi anti rasuah sekarang, lebih meningkatkan operasinya. Bahkan mnggunakan banyak cara.

"Sekarang KPK itu lebih meningkatkan operasi seperti itu. Karena dengan menggunakan penyadapan dan lain-lain, maka hasilnya tentu lebih banyak dengan keadaan sebelumnya," jelas Yusril.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Menguatkan KPK

Selain itu, menurut dia, OTT ini sangat disetujui oleh Jokowi dan tak akan dihentikan.

"Pak Jokowi mengatakan setuju, dan tidak akan menghentikan itu. Buktinya ketika OTT, uangnya memang ada, jadi mau diteruskan oleh KPK ya silahkan," ungkap Yusril.

Selain itu, lanjut dia, ini memang menjadi program beliau dalam menangani korupsi. Karenanya, KPK akan tetap dikuatkan.

"Itu juga menjadi bagian dari program beliau dalam memberantas korupsi itu.Mengenai isu korupsi, juga tetap penguatan KPK. Beliau sangat setuju," pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.