Sukses

Ngabalin Minta Prabowo Ungkap Mantan Presiden yang Dipantau Intelijen

Ngabalin menegaskan bahwa saat ini pemerintahan Jokowi-JK tengah mempersiapkan pelaksaan Pemilu 2019 agar berjalan damai.

Liputan6.com, Jakarta - Ali Mochtar Ngabalin menanggapi pidato kebangsaan capres nomor urut 02, Prabowo Subianto yang menyebut bahwa intelijen negara memantau sejumlah tokoh, termasuk mantan presiden.

Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV Kantor Staf Kepresidenan (KSP) itu meminta Prabowo mengungkap siapa saja mantan presiden dan pejabat negara yang merasa dimata-matai.

"Mungkin pak Prabowo dalam perjalanan yang panjang, ketiduran dalam mobil jadi kaget bangun langsung ngomong yang tidak benar. Siapa (mantan Presiden) yang diinteli, kasih dong datanya," kata Ngabalin di Kantor Staf Kepresidenan Jakarta, Selasa (15/1/2019).

Ngabalin meminta Prabowo memberikan data adanya intelijen yang memantau pejabat negara. Ngabalin pun membantah tudingan ketua partai politik dipantau intel. Menurutnya, Jokowi menjadi sosok yang membina partai politik.

"Siapa sih yang merasa (diinteli)? Siapa mantan presiden yang merasa diinteli? Jangan buat berita bohong. Sayang dong kalau berita-berita bohong itu keluar dari mulut, cukup Andi Arief (Politisi Demoktrat) lah. Jangan calon presiden Prabowo bikin berita bohong lagi nanti," ucapnya.

Ngabalin menegaskan bahwa saat ini pemerintahan Jokowi-JK tengah mempersiapkan pelaksaan Pemilu 2019 agar berjalan damai. Untuk itu, dia mengingatkan agar tidak ada pihak yang berusaha mendelegitimasi Komisi Pemilihan Umum (KPU).

"Karena itu saya berkali-kali mengatakan bahwa siapa saja yang upaya melakukam upaya delegitimasi terhapa KPU sebagai penyelenggara pemilu yang damai, serentak dan baik dan pemerintah menjatuhkan wibawa pemerintah maka kami akan melakukan perlawanan itu," tegas Ngabalin.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Dimata-matai?

Prabowo menyinggung kerja intelijen dalam pidatonya di JCC Senayan, Senin (14/1). Dia menuding intelijen bekerja untuk mengintai orang-orang di sekelilingnya, mulai dari Ketua MPR Zulkifli Hasan, Susilo Bambang Yudhoyono, dan Rachmawati Soekarnoputri.

"Intelijen itu nginteli musuh negara, jangan inteli mantan presiden Republik Indonesia, jangan intel mantan ketua MPR, jangan inteli anak proklamator, jangan inteli mantan panglima TNI, jangan inteli ulama besar kita," tuturnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.