Sukses

Jokowi: Tak Punya Pengalaman, Jangan Coba-Coba Pimpin Negara

Calon presiden petahana Jokowi mengatakan, diperlukan seorang yang berpengalaman untuk memerintah suatu wilayah, terlebih negara.

Liputan6.com, Jakarta Calon Presiden petahana Joko Widodo atau Jokowi, mengatakan, diperlukan seorang yang berpengalaman untuk memerintah suatu wilayah, terlebih negara. Dia menyebut, jangan ada yang mencoba berusaha memerintah, jika tak punya itu.

Hal ini disampaikannya saat memberikan sambutan dalam acara Deklarasi Alumni Universitas Indonesia untuk Jokowi-Ma'ruf Amin.

"Itu yang saya sampaikan, diperlukan pengalaman memerintah, apalagi untuk negara Indonesia yang besar ini. Jangan coba-coba dong," ucap Jokowi di Plaza Tenggara, Komplek Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (12/1/2019).

Dia menceritakan, bagaimana pengalaman pertamanya saat memimpin Kota Solo, sebagai wali kota. Hal ini sempat membuatnya pusing, karena belum pengalaman.

"Apa yang saya alami saat itu membuat saya banyak terkaget-kaget dan pusing, karena memang belum memiliki pengalaman pemerintahan," ungkap Jokowi.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Butuh Proses

Dia menuturkan, butuh proses setengah tahun, untuk menyesuaikan diri mengelola Kota Solo. Menurutnya, berbeda antara mengelola manajemen birokrasi pemerintahan dengan bisnis.

Dengan pengalaman itu, Jokowi akhirnya maju sebagai Gubernur DKI Jakarta. Hanya butuh dua tahun, kemudian menjadi orang nomor satu republik ini.

Menurutnya, permasalahan jauh lebih kompleks. Pasalnya, bukan mengelola satu kota atau provinsi saja, tapi seluruh wilayah. Dan justru mendatang.

"Itulah yang dinamakan begitu pentingnya pengalaman dalam pemerintahan. Di kota, saya perlu 1,5-2 tahun untuk belajar, apalagi belum punya pengalaman lansung mengelola negara. Butuh waktu berapa tahun, pertanyaan saya?" tandas Jokowi.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.