Sukses

Kubu Jokowi Harap Prabowo Akhiri Pernyataan Bernada Pesimistis

Arsul mengimbau agar Prabowo ataupun tim suksesnya berargumen berdasarkan data faktual dan akurat.

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Arsul Sani meminta capres Prabowo Subianto mengakhiri pernyataan-pernyataan bernada pesimistis dalam masa kampanye saat ini. Terlebih lagi pernyataan pesimistis tentang keberlangsungan Indonesia di sektor ekonomi dan kesejahteraan.

Dalam konferensi pers di posko pemenangan TKN, Jalan Cemara, Jakarta Pusat, Arsul juga menyindir komunikasi politik Prabowo yang menurutnya bak propaganda ala Rusia itu tidak akan laku di Indonesia.

"Kami TKN yakin propaganda Rusia enggak akan laku di Indonesia. Model seperti itu harus diakhiri, apalagi menyongsong debat capres pasti data kualitatif dan kuantitatif itu akan dihadirkan," kata Asrul, Rabu (26/12/2018).

Politisi PPP itu juga mengimbau agar Prabowo ataupun tim suksesnya berargumen berdasarkan data faktual dan akurat. Sehingga, pernyataan mengenai kondisi Indonesia bisa dibandingkan dengan data yang ada saat ini.

"Tidak hanya dengan lontaran, apalagi data empirisnya itu keliru. Enggak apple to apple," ujar Arsul.

Saat ini, nama Haiti jadi perbincangan di Indonesia, terutama di media twitter. Itu terjadi setelah Prabowo mengatakan Indonesia setingkat dengan negara miskin di Afrika seperti Rwanda dan Haiti.

Yang jadi sorotan warganet adalah soal Haiti yang disebut berada di Afrika, padahal ada di benua Amerika. Haiti juga sempat menjadi trending topic di Twitter pada Selasa malam kemarin.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Negara Miskin dan Rawan Bencana

Republik Haiti adalah sebuah negara di Karibia yang meliputi bagian barat pulau Hispaniola dan beberapa pulau kecil lainnya di Laut Karibia. Letaknya ada di Benua Amerika dan berbatasan langsung dengan Republik Dominika.

Haiti memiliki tingkat kemiskinan yang tinggi. Menurut United Nations Development Program, 24,7 persen warga Haiti hidup dalam kemiskinan ekstrem, yaitu pendapatan rata-rata kurang dari US$ 1,25 per hari atau setara dengan Rp 18.250. Tingkat kemiskinan ekstrem sudah mulai menurun sejak tahun 2000.

Penduduk Haiti juga akrab dengan bencana alam, seperti angin topan dan gempa bumi. Badai Matthew, badai kategori empat yang melanda Haiti pada Oktober 2017, menewaskan 546 orang dan menyebabkan dua juta warga lainnya hidup dalam kesengsaraan.

Kerusakan bangunan dan tanaman dan sumber pendapatan utama bagi warga Haiti juga rusak akibat bencana tersebut.

Selain badai dan topan, gempa bumi juga meluluhlantahkan Haiti. Pada tahun 2010, gempa di negara ini membuat ibu kota lumpuh total. Ratusan ribu jiwa melayang.

 

Reporter: Yunita Amalia

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.