Sukses

Iklan Kampanye Dikritik, Begini Pembelaan Sandiaga Uno

Sebuah iklan kampanye Prabowo Subianto-Sandiaga Uno yang tersebar mendadak viral dan jadi bahan perbincangan netizen menilai iklan tersebut melecehkan profesi pekerja lepas.

Liputan6.com, Jakarta Sebuah iklan kampanye Prabowo Subianto-Sandiaga Uno yang tersebar mendadak viral dan jadi bahan perbincangan netizen menilai iklan tersebut melecehkan profesi freelance.

Namun menurut calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno, bahwa ada pesan baik disampaikan dalam iklan yang bertujuan memperbaiki iklim kerja Indonesia agar berkualitas.

"Kalau saya lihat pesannya, kita ingin meningkatkan kesempatan kerja, dan pekerjaan baru dan berkualitas untuk masa depan generasi kita," kata Sandiga di Cempaka Putih, Senin 17 Desember 2018, malam.

Selain itu, iklan bertemakan sulitnya mendapat kerja di era sekarang tersebut dinilai mendiskreditkan pekerjaan lepas. Ratusan komentar beragam pun terpantau mempertanyakan maksud hal tersebut.

"Nothing wrong with freelancing, selama itu halal dan mulia, tapi kita ingin pekerjaan memiliki dampak ekonomi yang lebih baik, " jelas dia.

Seperti ditampilkan dalam video, tampak seorang sarjana muda sangat kesulitan mendapat pekerjaan yang dinilai sesuai, dengan gelarnya sebagai seorang arsitek. Sembari menunggu panggilan kerja, sarjana muda tersebut mengisi waktu dengan mendulang uang dengan kerja serabutan, mulai dari antar barang, ngojek, tukang poto, dan lainnya.

Dalam video berdurasi dua menitan itu, sosok Prabowo ditampilkan hadir dengan sebuah gagasan pembaharuan lapangan kerja dan perbaikan. Sosoknya terlihat sangat meyakinkan dalam mengentaskan masalah lapangan pekerjaan di era sekarang.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Protes Warganet

Iklan tersebut menuai banyak kecaman dari warganet. Mereka menilai iklan Prabowo-Sandiaga ini telah melecehkan para pekerja lepas dan profesi arsitek.

"Saya alumni arsitektur, tp gelar sarjana S1+S2 nggak saya pake tuh.. Dan saya gak merasa apa yg saya kerjakan skrg ini sia-sia. Yg seperti saya ini, saya yakin banyak. Kenapa campaign-nya bukan mengapresiasi kerja yg sudah dilakukan? Kenapa malah seperti mengatakan itu hal sia2?" tulis @pitra.

Selain itu, bagi mereka tak ada yang salah jika bekerja tak sesuai dengan jurusan yang diambil saat kuliah.

"Setuju, saya juga lulusan S1 Teknik Informatika dan S2 Manajemen Informasi, malah ga kepake sama sekali karna beda dengan usaha yang saya tekuni sekarang, menyesal? Nggak, ortu kecewa? Nggak tuh, malah bangga! Emang salah jadi petugas vallet? Jadi fotografer? Jadi tukang ojek?" tulis @neverwint3r.

Ketua Umum Ikatan Arsitek Indonesia Ahmad Djuhara periode 2018-2021 ikut mengomentari video iklan berdurasi 1 menit tersebut.

Dalam akun twitternya @djuhara, dia menulis "Iklan kampanye ini bisa memberi dua pesan: cari kerja susah dan jadi arsitek susah."

Menurut Djuhara, bagaimana pun kondisinya saat ini, Partai Gerindra atau pihak atau partai mana pun sebaiknya ikut membangun profesi, vokasi dan okupasi apa pun di Indonesia. "Dengan nada yang optimistik & positif," cuitnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.