Sukses

Kata Kubu Jokowi soal Rencana Pembuatan Uang Braille

Menurut kubu Jokowi, uang rupiah yang ada saat ini memang sudah bisa dikenali oleh kaum disabilitas.

Liputan6.com, Jakarta Adik Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo menyebut calon presiden (capres) nomor urut 02 Prabowo Subianto akan membuat uang braille jika menang dalam Pilpres 2019.

Menanggapi itu, Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf Amin, Arya Sinulingga menilai, pernyataan Hashim cukup menggelikan. Sebab, uang rupiah yang sekarang ada memang sudah bisa dikenali oleh kaum disabilitas

“Ini lucu sebenarnya pendapat Hashim. Karena, sejak dulu itu, 2016 itu sudah uang rupiah kita itu sudah bisa dikenali oleh kaum disabilitas. Jadi itu diraba pun, kaum disabilitas sudah tahu, berapa sebenarnya harga atau nilai dari uang rupiah tersebut,” tuturnya saat dikonfirmasi wartawan, Minggu (18/11/2018).

Arya menilai, terlihat Hashim tidak mengerti bila uang rupiah memang sudah bisa dikenali oleh kaum disabilitas seperti tunanetra.

Selain itu, Arya juga menganggap perkataan Hashim akan kaum tunanetra sebagai tukang pijat itu tidak tepat. Menurutnya, tidak seharusnya Hashim merendahkan tunanetra hanya sebagai tukang pijat.

“Ini kan lucu, tunanetra itu bukan hanya tukang pijat. Tunanetra itu banyak pekerjaannya, tidak hanya tukang pijat,” kata Arya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Butuh Komitmen

Sementara itu Wakil Ketua TKN Abdul Kadir Karding menilai, yang sebenarnya dibutuhkan kaum difabel adalah komitmen.

"Sekaligus kebijakan dalam hal yang prodifabel dengan satu prinsip bahwa semua orang, warga negara, berhak mendapatkan perlakuan, akses, dan tempat hidup kenyamanan di negara Indonesia ini,” jelas Karding saat dihubungi wartawan, Minggu (18/11/2018).

Menurutnya, Jokowi sebagai presiden sudah menunjukkan komitmen ini dengan memberi ruang yang besar untuk para penyandang disabilitas.

“Misalnya, mendorong seluruh kebijakannya, termasuk kebijakan pemerintah daerah agar kebijakan-kebijakan itu memiliki perspektif ramah terhadap difabel,” ucapnya.

Karding menganggap, para penyandang disabilitas juga harus dibukakan akses agar dapat mengekspresikan segala potensinya.

Salah satunya dengan pengadaan Asian Para Games, yang menurut Karding, berlangsung sukses luar di Indonesia.

Selain itu, ia menambahkan, fasilitas yang ada di Indonesia juga harus dapat diakses kaum difabel dengan baik. Sarana dan prasarana harus ramah terhadap mereka.

“Misalnya akses jalan, akses di fasilitas umum, buku-buku baik buku konvensional mau pun virtual, atau pun gadget, itu harus mulai diarahkan pada gadget yang atau buku-buku yang braille,” kata Karding.

“Jadi khusus Al Qur'an misalnya yang bisa dibaca dan dipahami oleh mereka. Bahkan, penggunaan bahasa isyarat juga penting dilazimkan menjadi hal yang umum di masyarakat,” ia melanjutkan.

Hal ini dianggap Karding dapat mengubah stigma masyarakat akan kaum difabel.

Menurutnya, pada prinsip pemerintahan Jokowi, penyandang disabilitas harus diberi ruang yang seluas-luasnya agar dapat bekerja, dan lebih mudah kehidupan sehari-harinya.

“Itu hanya bisa dilakukan dengan membuat kebijakan yang ramah terhadap mereka,” tandas Karding.

 

Saksikan video menarik berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.