Sukses

Ketum PAN Minta Bawaslu Pilah-Pilah Pelanggaran Kampanye

Menkeu Sri Mulyani dan Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan dilaporkan ke Badan Pengawas Pemilu karena aksi dugaan kampanye saat pertemuan IMF World Bank di Bali.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan mengatakan, dalam tensi politik saat ini, wajar jika hal kecil bisa menyorot perhatian masyarakat dan juga lembaga pengawas pemilu.

Hal ini terkait pelaporan Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan ke Badan Pengawas Pemilu karena aksi dugaan kampanye saat pertemuan IMF World Bank di Bali.

"Tapi saya kira begini ya, kalau semua salah sedikit hukum, salah sedikit hukum, kan ada yang sengaja atau tidak. Kalau ada yang keceplosan karena nggak sadar, enggak ngeh, apa itu harus dihukum? Kalau begitu kita bisa kena hukum semua," kata Zulkifli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (18/10/2018).

Dia pun menyarankan Bawaslu harus lebih memilah-milah terkait dugaan pelanggaran pemilu.

"Jadi milih-milih menurut saya dipilah-pilah mana pelanggaran yang sengaja. Mana yang memang karena enggak biasa," ucap Ketua MPR ini.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sulit Bila Selalu Dikaitkan Kampanye

Zulkifli Hasan memberikan analogi kampanye di pesantren yang menuai polemik di masyarakat. Menurut dia, sulit untuk jika setiap kunjungannya ke pesantren selalu dianggap kampanye padahal, itu hanya kunjungan biasa.

"Misalnya juga kampanye, kemarin juga ramai, kita kampanye karena tidak boleh di pesantren, kita di kebun. Tapi yang datang kan para ulama, ustaz-ustaz tapi di kebun, itu kan sulit. Memang tidak di pesantren tapi di kebun. Atau kita ke kampus, di kampus kan tidak boleh," ujar dia.

"Akhirnya kita sewa hotel, sewa ruangan, tapi pesertanya orang kampus. Ya itu kan sama saja. Itu bagaimana? Kampus tidak boleh oke, jadi tidak di kampus. Tapi pesertanya sama saja. Akhirnya boros keluar biaya dan sebagainya," sambung Zulkifli Hasan.

 

Reporter: Sania Mashabi

Sumber: Merdeka.com

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.