Sukses

Sebut Relawan Jokowi Sejajar dengan TNI-Polri, Moeldoko: Itu Salah Kutip

Sebagian pihak berpendapat, pernyataan Moeldoko itu tak merefleksikan pengetahuan, etika, dan norma yang dulu wajib dipenuhi Moeldoko saat menjabat Panglima TNI.

Liputan6.com, Jakarta - Pernyataan Kepala Kantor Staf Kepresidenan Moeldoko yang menyebut  peran relawan Pro Jokowi (Projo) berada di posisi sama dengan tentara ataupun polisi menuai berbagai reaksi.

Namun, Moeldoko mengatakan bahwa pernyataannya itu bukan bermaksud menyamakan peran dari relawan Projo dengan TNI-Polri

"Itu salah ngutip saja. Saya bilangin kalau bicara soal nasionalisme, Projo harus sama dengan mereka. Begitu konteksnya," kata Moeldoko di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (20/9/2018).

Sebagian pihak berpendapat, pernyataan Moeldoko itu tak merefleksikan pengetahuan, etika, dan norma yang dulu wajib dipenuhi Moeldoko saat menjabat Panglima TNI. Pengetahuan, etika, dan norma yang dimaksud Rachland adalah prinsip netralitas TNI dalam ranah politik praktis. Namun, Moeldoko menjawab santai tudingan tersebut.

"Wah enggak ada hubungannya. Kami memberi semangat kepada Projo. Kalian kan nasionalisme sejati. Maka lihat itu TNI Polri kalau nasionalisme," ucap Moeldoko.

Sebelumnya, Kepala staf kepresidenan Jenderal TNI (Purn) Moeldoko menghadiri rapat kerja nasional ke-4 relawan Joko Widodo, Pro Jokowi (Projo), di Grand Sahid Jakarta. Dalam kesempatan itu, [Moeldoko](https://www.liputan6.com/tag/moeldoko "") meminta agar seluruh akar rumput relawan Projo menjadi penyeimbang dalam berbangsa.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Jaga Keutuhan NKRI

Moeldoko juga menyampaikan peran Projo berada di posisi sama dengan tentara ataupun polisi, sama-sama menjaga keutuhan NKRI.

"Tentara, polisi, Projo memiliki sikap yang sama. Anda harus bisa menjadi anak penyeimbang, Anda harus bisa menjadi alat antara masyarakat yang ada di bawah dengan pemerintah," ujar Moeldoko di Jakarta Pusat, Sabtu 15 September 2018 lalu.

Kepada Projo, Moeldoko mengungkapkan alasannya menyampaikan hal ini lantaran masih adanya upaya segelintir pihak mengubah ideologi ataupun sistem negara Indonesia.

Dengan tegas Moeldoko juga mengatakan, siapapun yang berupaya mengusik presiden dalam menjalankan tugas akan berhadapan dengannya.

"Kalau presiden diganggu, Moeldoko berdiri paling depan," ujar Moeldoko.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.