Sukses

SAS Institute Tegaskan Said Aqil Dukung Ma'ruf Amin pada Pilpres 2019

SAS Institute menyatakan pertemuan Said Aqil tersebut tak berarti pemberian dukungan politik.

Liputan6.com, Jakarta - Said Aqil Siroj Institute (SAS Institute) menanggapi pemberitaan liar pascapertemuan antara Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj dengan pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno Beberapa waktu lalu. SAS Institute menyatakan bahwa pertemuan tersebut tak berarti pemberian dukungan politik.

"SAS Institute menemukan beberapa pemberitaan yang tidak benar, bahkan mengarah pada ketidakjujuran dan manipulasi. Pemberitaan yang tendensius ini sangat merugikan nama baik KH Said Aqil Siroj dan bisa menimbulkan perpecahan warga NU," ujar Direktur Eksekutif SAS Institute Imdadun Rahmat di kantornya, Jakarta, Senin (20/8/2018).

Imdadun menuturkan, pernyataan Said saat menemui Prabowo dan Sandiaga di Kantor PBNU tidak bisa diartikan sebagai bentuk dukungan terhadap pasangan tersebut. Sebagai Ketua Umum PBNU, Said menyatakan tidak mendukung Prabowo-Sandiaga di Pilpres 2019.

"KH Said Aqil Siroj sebagai pribadi yang memiliki hak konstitusional untuk menentukan dukungannya tetap istiqomah terkait doa, restu, solidaritas dan dukungan beliau kepada KH Maruf Amin sebagai sesama ulama dan khususnya sesama tokoh NU," katanya.

SAS Institute mengimbau kepada masyarakat khususnya warga NU untuk tidak terpengaruh berita bohong yang mengarah pada upaya membenturkan Said Aqil dengan Ma'ruf Amin. Sehingga dapat memicu perpecahan di kalangan keluarga besar kaum Nahdliyyin.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Hoax

Sementara terkait berita manipulatif yang beredar pascapertemuan tersebut, SAS menyatakan bahwa kabar itu hoax. Media tersebut memanipulasi pernyataan Said saat mendukung pasangan Prabowo-Hatta pada Pilpres 2014 dan digunakan seolah-olah sebagai dukungan untuk Prabowo-Sandiaga pada Pilpres 2019.

"Menyerukan kepada media tertentu yang melakukan manipulasi pemberitaan untuk mencabutnya dan merevisinya dengan berita yang benar. Meminta kepada Dewan Pers untuk menjalankan tugas dan wewenangnya menyangkut pelanggaran kode etik jurnalistik," ucap Imdadun.

SAS Institute menyatakan akan terus konsisten mendorong kehidupan politik yang konstitusional, demokratis, berkeadaban, damai dan berorientasi kepada kemaslahatan publik. Institusi itu juga senantiasa menjaga, mengawal dan menegakan integritas dan moralitas bangsa. Serta teguh menentang perilaku politik adu domba, politik identitas, fitnah, dan berita bohong.

"Pernyataan pers ini urgen untuk dilakukan, sebab SAS Institute memangku tugas moral yang secara langsung diamanatkan Kiai Said Aqil Siroj untuk menyampaikan hal yang sebenar-benarnya serta sejujur-jujurya terkait manipulasi pernyataan personal yang menyangkut nama baik Kiai Said," Imdadun menandaskan.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.