Sukses

Prabowo Akan Temui Jokowi Usai 17 Agustus

Pertemuan di rumah JK pun, kata Prabowo, sebagai bentuk silaturahmi sesama rival politik.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto akan melakukan pertemuan dengan Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Rencananya pertemuan digelar setelah HUT kemerdekaan Republik Indonesia. Baik Prabowo maupun Jokowi akan kembali bersaing menjadi calon presiden di Pilpres 2019.

"Mungkin setelah 17 Agustus," ucap Prabowo usai menemui Wapres Jusuf Kalla (JK) di rumah dinas JK, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu malam (15/8/2018).

Mantan Danjen Kopassus itu juga belum memastikan apakah akan hadir di acara sidang tahunan MPR yang akan dihadiri Jokowi sebagai Presiden untuk melakukan pidato kenegaraan.

Sidang digelar besok pagi di gedung Gedung DPR MPR, Senayan, Jakarta.

"Kita lihat besok," singkat Prabowo.

Pertemuan di rumah JK pun, kata dia, sebagai bentuk silaturahmi sesama rival politik.

"Saya juga pada saatnya kita juga akan minta waktu ke Pak Jokowi kita tetap ingin melaksanakan demokrasi yang dewasa yang baik yang santun supaya demokrasi kita keliatan sangat matang dewasa dan sebagainya," tutur Prabowo.

 

 

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pesan JK

Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK menerima kedatangan bakal capres-cawapres, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno di rumah dinasnya, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat. Dalam pertemuan tersebut JK berpesan kepada mereka agar melaksanakan pemilu 2019 dengan jujur dan adil serta demokratis.

"Jadi tadi kita berbicara tentang bagaimana pemilu yang baik yang jujur yang adil dan demokratis," kata JK usai bertemu Prabowo dan Sandiaga di rumah dinasnya, Jalan Dipenogoro, Jakarta Pusat, Rabu (15/8/2018).

Dia menjelaskan, pertemuan tersebut adalah dalam kapasitasnya sebagai wakil presiden yang tidak boleh berpihak kepada siapapun.

"Saya ini sebagai wapres, di semua pihak, tidak bisa berpihak. Sebagai politisi bisa saja kita berpihak. Tapi sebagai wapres kita harus menjalin hubungan dengan seluruh elemen bangsa," ucap JK.

Dia menjelaskan persaingan boleh terjadi pada saat pemilu. Tetapi persahabatan yang terjalin puluhan tahun tidak boleh terputus.

 

Reporter: Muhammad Genantan Saputra

Sumber: Merdeka.com

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.